Ribuan Rumah di Grobogan Terendam Banjir, Ratusan KK Terisolasi -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Ribuan Rumah di Grobogan Terendam Banjir, Ratusan KK Terisolasi

Selasa, 03 Januari 2023

Ribuan rumah di tiga kecamatan di Grobogan terendam banjir dengan ketinggian 70 cm hingga 2 meter akibat meluapnya Sungai Lusi.


GROBOGAN  - Ribuan rumah di tiga kecamatan di Grobogan terendam banjir dengan ketinggian 70 cm hingga 2 meter akibat meluapnya Sungai Lusi. Ratusan kepala keluarga (KK) terisolasi, karena menolak untuk mengungsi.


Mereka tetap memilih bertahan di rumah  meski desa dikepung banjir selama tiga hari sejak Sabtu (31/12). Selain itu banjir juga memutuskan akses jalan utama menuju beberapa desa, sebagaimana dikutip iNews.id.


Dengan menggunakan perahu karet, tim relawan menyusuri genangan banjir setinggi 1,5  hingga 2 meter yang menggenangi jalan menuju dusun Ngampel, Desa Mayahan, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan.


Relawan yang sudah berada di lokasi banjir terus memantau perkembangan banjir dan kurang lebih lima ratus jiwa warga Dusun Ngampel yang masih nekat bertahan di rumah masing-masing.


Jika sewaktu-waktu kondisi banjir sangat darurat, maka tim relawan akan melakukan evakuasi warga ke tempat aman yang sudah didirikan oleh tim relawan.


“Ada empat titik banjir di Desa Wayahan yang sejak tiga hari lalu masih menggenangi rumah warga. Ketinggian banjir di jalan desa saat ini mencapai dua meter sehingga warga tidak bisa beraktivitas dan tetap memilih tinggal di dalam rumah,” kata Zaeni, kepala Dusun Ngampel.


Warga mengaku sudah terbiasa dengan kondisi banjir yang selalu merendam desa berhari-hari. Mereka juga sudah menyediakan stok makanan sendiri di rumah untuk kebutuhan selama tiga hingga satu minggu.


Empat dusun di desa Mayahan yang terendam banjir hingga saat ini adalah Dusun Ngampel,  Ngasinan, Kayen dan Sumberjo. 


Sementara itu di Desa Karanganyar, Kecamatan Purwodadi, Grobogan, banjir juga merendam ratusan rumah warga dengan ketinggian mencapai 70 sentimeter. 


Warga juga memilih bertahan di rumah. Beberapa warga dan pemuda desa terlihat berjaga di setiap titik jalan masuk desa untuk mengantisipasi adanya tindak kejahatan.


“Tokoh masyarakat Desa Karanganyar bersama pemuda lainnya telah melakukan penjagaan selama tiga hari secara bergantian,” kata Edi Sucipto, Senin (2/1/2023).


Selain merendam rumah, banjir juga merendam beberapa fasilitas sekolah sehingga seluruh siswa terpaksa diliburkan hingga waktu yang tidak ditentukan.


Akses utama penghubung beberapa desa dan akses menuju Kota Purwodadi juga terendam banjir. Beberapa kendaraan yang melintas harus berjalan ekstra hati-hati agar tidak terseret arus banjir.


Warga berusaha memberikan rambu-rambu pembatas jalan dan pertolongan kepada pengendara yang terjebak macet di arus deras yang menggenangi jalan desa. (*)