Tangani Banjir Lamongan, Pemprov Jatim Bakal Renovasi Pintu Air Kuro -->

Iklan Atas

Tangani Banjir Lamongan, Pemprov Jatim Bakal Renovasi Pintu Air Kuro

Sabtu, 25 Februari 2023

Pemprov Jatim bakal merenovasi Pintu Air Kuro yang dinilai menjadi salah satu penyebab banjir di Lamongan.




LAMONGAN - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan bakal merenovasi Pintu Air Kuro yang sudah mulai rapuh dan bocor. Pintu air tersebut dinilai menjadi salah satu penyebab banjir di Lamongan.


"Pintu air ini merupakan salah satu titik simpul penyebab banjir akibat luapan Bengawan Solo di Kabupaten Lamongan. Saya juga menekankan pentingnya keberadaan pompa air guna menyeimbangkan sirkulasi air," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Sabtu (25/2/2023), sebagaimana dikutip iNews.id.


Dia menyebut, anggaran renovasi akan menggunakan Biaya Tidak Terduga (BTT) antara Pemkab Lamongan dan Pemprov Jatim senilai total Rp65 miliar. Sebanyak sepertiga anggaran berasal dari Pemkab Lamongan, sisanya dari Pemprov Jatim. 


"Proses pengerjaan harus bisa diselesaikan secepat mungkin. Sebab, banjir di Kabupaten Lamongan ini bisa menggenang berbulan-bulan lamanya," ujarnya.


Khofifah mengatakan, Sungai Bengawan Jero merupakan bagian dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo. Maka kewenangan sebenarnya ada di pemerintah pusat. 


"Sudah tiga tahun kita mengajukan ke Kementerian PUPR supaya mendapatkan prioritas penanganan," katanya.


Oleh karena itu, setelah ini Khofifah akan meminta izin kepada Kementerian PUPR agar rekonstruksi Pintu Air Kuro bisa dikerjakan oleh Pemprov Jatim dan Pemkab Lamongan. Ke depannya titik-titik simpul lainnya seperti DAM Tambak Ombo dan lainnya juga akan segera diurai hingga banjir di Kabupaten Lamongan benar-benar tuntas terselesaikan.


"Kita berharap BBWS Bengawan Solo juga akan melakukan normalisasi dan dari pusat juga akan memberi atensi program penanganan banjir luapan Bengawan Solo," katanya.


Sementara itu, Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, menyampaikan ada dua kunci untuk menangani banjir di Kabupaten Lamongan ini yakni Pintu Air Kuro dan DAM Tambak Ombo.


"Sekarang kita akan fokus di Pintu Air Kuro. Sebab kondisinya lama dan rapuh. Sehingga sesegera mungkin harus ditangani," ujarnya.


Berdasarkan data BPBD Kabupaten Lamongan, banjir telah merendam 59 desa di 8 kecamatan. Ketinggian air bervariasi mulai dari 16 cm hingga 75 cm. 


Ketinggian air tertinggi tercatat berada di Desa Tiwet, Kecamatan Kalitengah. Akibat banjir ini, sebanyak 6.627 rumah warga terendam. 


Selain itu terdapat pula 55 gedung sekolah, 22 tempat ibadah, dan juga 8.424  lahan tambak, serta 7 fasilitas kesehatan terimbas dampaknya.(*)