Kelompok Sadama Craft Agam, Berhasil Memanfaatkan Eceng Gondok Sebagai Kerajinan -->

Iklan Atas

Kelompok Sadama Craft Agam, Berhasil Memanfaatkan Eceng Gondok Sebagai Kerajinan

Minggu, 19 Maret 2023


.

Agam, FajarSumbar.Com - Eceng Gondok merupakan jenis tumbuhan yang banyak berkembang diatas permukaan air, namun tumbuhan ini dianggap tidak berguna karena dapat merusak ekosistem dan lingkungan kawasan perairan.


Dengan kreatifitas anggota kelompok usaha Sadama Craft Kabupaten Agam, maka tumbuhan eceng gondok yang berkembang pada  permukaan perairan Danau Maninjau ini, diproses untuk dijadikan sebagai bahan baku produk kerajinan yang unik dan bernilai ekonomi.

Kerajinan yang dihasilkan dari bahan baku eceng gondok itu seperti dompet, rak buku, tempat sampah, tempat tisu, tas dan vas bunga, ungkap Ketua Kelompok Kerajinan Sadama Craft Kabupaten Agam Neti Sumarni, disela Gelar Roadtrip Media, Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Barat dengan menyambangi
Rumah Produksi Kerajinan Eceng Gondok "SADAMA" CRAFT Nagari Koto Malintang Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam, Rabu (15/03/2023).

Menurut Neti, keberadaan dan keberhasilan yang kami capai ini, tidak terlepas dari  binaan PLN UID Sumbar, dengan memanfaatkan program bantuan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL).

Dari segi bahan baku yang digunakan pengrajin terus mengalami peningkatan.

Kami dari kelompok Sadama Craft tetap berbagi rezeki dengan warga seputar Danau selaku pengumpul eceng gondok.

Dalam satu bulan kelompok perajin membutuhkan 50 kilogram bahan baku untuk mengolah dan menghasilkan produk kerajinan.

Ia menjelaskan, setelah bahan baku eceng gondok terkumpul di Rumah Produksi, terlebih dahulu dilakukan pengerigan dan selanjutnya diproses untuk berbagai kerajinan yang punya nilai ekonomi.

Kerajinan tangan yang dihasilkan ibu- ibu paro baya ini, seperti dompet, rak buku, tempat sampah, tempat tisu, tas dan vas bunga. "Semua produk kerajinan yang dihasilkan itu,  penampilanya tak kalah unik dibanding produk kerajinan dari bahan baku lainya," kata Neti.

Terkait pendapatan yang diberikan kepada pekerja, nilainya berfariasi. Pekerja yang berhasil menyelesaikan produk kerajinan 20 buah dompet, memperoleh kompensasi Rp10 ribu, sedangkan pekerja yang membuat kerajinan berupa tempat sampah diberikan kompensasi Rp300 ribu.

Dalam usaha pemasaran kami juga melakukan pameran didalam dan keluar Sumatera Barat.

Pada exspo di Batam sebut Neti, kami bertemu dengan salah satu pengusaha yang tertarik dengan keunikan kerajinan eceng gondok yang dihasilkan Kelompok Sadama Craft Agam ini.

Pertemuan singkat ini, berlanjut penanda tangan kontrak MoU dengan pengusaha asal daerah Minang yang menetap di Batam.

Pada kesempatan tersebut, Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Sumbar Yenti Elfina, memberikan apresiasi kepada Kelompok Sadama Craft Agam.

Semangat yang diupayakan oleh kaum hawa melalui kelompok usaha pengrajin tersebut, diharapkan bisa dijadikan sebagai contoh bagi yang lain.

Memanfaatkan bahan baku eceng gondok oleh wanita yang tergabung dalam kelompok "Sadama Craft" ini, telah ikut dalam usaha pelestarian Danau Maninjau.

"PLN merasa bangga, karena kelompok Sadama Craft yang merupakan mitra binaan PLN, telah berperan dalam mendorong pemerintah setempat melakukan program revitalisasi Danau Maninjau," sebutnya," ujar Yenti

Sementara itu, ditempat yang sama, Manager PLN Indonesia Power Unit Pelaksana Pengendalian Pembangkitan (UPDK) Bukittinggi Syafi’i mengatakan,
kerajinan dari bahan baku eceng gondok yang dikembangkan kelompok perajin Sadama Craft ini,  merupakan kerjasama antara PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bukittinggi dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Agam dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat,

Kerjasama yang telah diprogramkan 3 Tahun kedepan, diawali dengan kegiatan pelatihan bagi pengrajin dan mendatangkan intruktur dari Tasik Malaya.

Tak hanya itu, sebut Syafi’i, namun Tahun 2023 ini, kita juga terus memberikan supor kepada pengrajin berupa penambahan perlatan bagi kelompok pengrajin.

Upaya ini dimaksudkan untuk meningkatkan produksi dan fariasi  kerajinan serta strategi pemasaran produk.

Ia juga menyebutkan, tumbuhan eceng gondok, selama ini dianggap sebagai bulma yang dapat mengotori dan merusak ekosistem kawasan perairan.

"Melalui kelompok pengrajin Sadama Craft yang melakukan usaha kerajinan dari bahan baku eceng gondok

secara produktif dan berkelanjutan dikawasan Maninjau, maka diharapkan kawasan perairan danau Maninjau dapat menjadi bersih dan hijau,"ucapnya.(RDz)