Usaha Pinyaram Kelok Titian Panjang, Dahulu, Kini dan Tantangan Kedepan -->

Iklan Atas

Usaha Pinyaram Kelok Titian Panjang, Dahulu, Kini dan Tantangan Kedepan

Kamis, 27 April 2023
Oleh : Budi Sahputra, ST,MT
Penyuluh Perindag Ahli Muda DPMTP
Padang Pariaman


Identitas sangat penting disematkan kepada objek/benda sebagai pengenal yang dapat menimbulkan ketertarikan dan keingintahuan si penerima pesan. Dengan demikian, akan menjadikan nilai tambah yang mesti diperbincangkan baik di forum resmi. Ataupun di lapau lapau yang selalu penuh kritikan pedas. Bahkan, saran objektif untuk membangun deskripsi yang lebih detail demi kemajuan.


Era digital saat ini, sangat mudah mencari informasi apa pun melalui mesin pencari (search engine) di internet. Tinggal ketik dan klik, langsung ditemukan yang hendak dicari. Ketik Kelok Pinyaram misnya, akan tampil pencarian jembatan Kelok Pinyaram terletak di Korong Titian Panjang Palabihan, Nagari Kayu Tanam Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam. Sehingga muncul daftar tampilan banyak usaha Pinyaram.


Usaha Pinyaram di Kawasan Kelok Pinyaram itu, telah ikut meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Juga mampu menciptakan lowongan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Ataupun masyarakat pendatang sebagai mata pencahariannya. 


Informasi yang didapat dari salahseorang pelaku usaha Pinyaram, Tina namanya. Ia telah merekrut tenaga kerja yang berasal dari Nagari Tandikek Kecamatan  Patamuan. Apalagi yang pernah mengalami dampak hebat dari kejadian gempa dasyat 30 September 2009 lalu. Bahkan, dikalangan pekerja telah berbaur dan menikah dengan penduduk setempat. Sehingga mempererat silahturahmi dan kekerabatan. 


Secara alami manusia ingin mencari peluang yang lebih baik, sebagian pekerja sudah berpisah dari induak samang untuk merintis usaha Pinyaram dengan kepandaian dan keahlian yang telah didapat. Ada yang mendirikan usaha di sekitar Kelok Pinyaram atau sedikit jauh. Ternyata, rejeki sudah ditentukan kadar dan takarannya masing masing oleh Maha Pencipta Allah Swt sehingga Tina tidak kuatir pelanggannya lari kepada mantan pekerjanya. 


Saat ini, pertumbuhan usaha Pinyaram tumbuh kembang di Kelok Jembatan Titian Panjang Palabihan dan sekitar, yang memudahkan konsumen memilih penganan yang diinginkan. Namun demikian, dalam perkembangannya perlu peningkatan kualitas produk dengan memiliki standar bagi pengusaha Pinyaram untuk meningkatkan daya saing Industri Pinyaram guna menghadapi tantangan market di masa mendatang.


Berikut perjalanan usaha Pinyaram dahulu, kini dan tantangan mendatang ;


Pertama, Dikenal dengan Kelok Pinyaram,pada tahun 2005, lokasi ini pernah ditetapkan almarhum Bupati Muslim Kasim, sebagai Kelok Pinyaram, Korong Titian Panjang Kenagarian Kayu Tanam Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam.


Nama Kelok Pinyaram dilekatkan menandakan bahwa di tikungan jembatan tersebut terdapat aktifitas produksi olahan pangan Pinyaram. Pada awalnya, masih beberapa pelaku usaha, seperti Pinyaram Tina dan Pinyaram Habil.


Kelok Pinyaram mempunyai keistimewaan yaitu posisinya berada tepat di tepi jalan nasional lintas Padang-Bukittinggi, ramai dilalui kendaraan pribadi atau angkutan umum Bus dan Travel. Posisi ini membuat Kelok Pinyaram menjadi etalase yang menarik pengunjung untuk menikmati produk makanan ini.


Sehingga terlihat, berjejer beberapa bus, mobil pribadi maupun angkutan travel pengunjung berhenti disini. Puluhan kenderaan dalam Sumatra Barat maupun dari luar Sumbar mampir memburu Pinyaram sebagai oleh-oleh (buah tangan) yang dapat dibagikan ke keluarga maupun tetangga.


Kini, pertumbuhan pelaku usaha Pinyaram telah merambah ke nagari tetangga, Nagari Kapalo Hilalang. Sehingga terbentuk "Sentra Alami" sebagai pusat kegiatan industri. Beda dengan Sentra by Design, yang dibentuk dengan mengumpulkan pelaku usaha yang terpencar dari beberapa lokasi (kecamatan/nagari). Setidaknya, melakukan kegiatan produksi bersama-sama dengan produk yang sama di tempat yang telah tersedia.


Sentra alami ini, merupakan cikal bakal Sentra Industri Olahan Pangan Pinyaram (SIOPP) yang akan difasilitasi Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu dan Perindustrian (DPMPTP) Padang Pariaman bersama Pemerintah Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam serta Wali Nagari Kayu Tanam dan Wali Nagari Kapalo Hilalang. Kelok Pinyaram telah menjadi icon daerah yang telah dikenal luas oleh masyarakat Sumbar sebagai Sentra Industri Olahan Pangan Pinyaram Padang Pariaman.


Kedua, Pinyaram dalam Kepungan Produk Kekinian


Tidak bisa dipungkiri, produk kekinian seperti Cilok, Cireng, Sosis dan lain sebagainya, telah menjadi saingan Pinyaram. Dalam hal ini, tentu merubah selera pasar, dari makanan tradisional ke makanan yang digemari kaum milenial.


Tantangan ini menjadi pemacu pelaku usaha untuk tetap bisa eksis dalam kepungan produk kekinian. Terutama meningkatkan daya saing industri olahan pangan Pinyaram. Yakni sajian kualitas Pinyaram dengan menerapkan Car Pengolahan Pangan Olahan yang Baik (CPPOB). Juga, kepemilikan sertifikat halal produk pelaku usaha. Disini, akan memberikan jaminan kepada konsumen untuk mengkonsumsi produk pinyaram.


Tak kalah pentingnya, Izin Edar Makanan Olahan, baik berupa Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) yang dikeluarkan Pimpinan Daerah dan/atau Makanan Dalam (MD) yang di keluarkan BPPPOM.


Kemudian, kelebihan minyak yang terkandung dalam produk Pinyaram menjadi obstacle (rintangan) yang mesti ditanggulangi. Kelebihan kandungan minyak, menyebabkan produk menjadi tidak baik untuk dikemas dalam cukup lama dalam kemasan.


Pada sisi lain, kekurangan minyak akan menyebabkan produk menjadi keras, dan tidak enak untuk dikonsumsi. Jadi, disinilah penggunaan teknologi tepat guna pengolahan Pinyaram ini. Sehingga akan dapat menuntaskan permasalahan yang dialami pelaku usaha Pinyaram selama ini.


Tak kalah menariknya, pengembangan dan update cita rasa dengan menyesuaikan produk kekinian serta pemilihan kemasan produk yang memikat. Hal demikian, akan memberikan value (nilai tambah) dan daya tarik produk itu sendiri. Kemasan produk kekinian misalnya, tentu memiliki kemasan yang bagus. Sehingga menambah kedayatarikan konsumen walaupun isinya sedikit.


Disamping itu, peningkatan kompetensi pekerja, sejak dari berupa pengolahan pangan olahan yang baik (CPPOB), maupun peningkatan kualitas pelayanan kepada konsumen.


Selanjutnya, pemahaman pemasaran (e-commerce) yang mengalami perkembangan yang bombastis di era digital saat ini. Kalau bisa, produk pinyaram ini dapat diikutisertakan dalam kompetensi produk makanan unggulan lokal yang difasilitasi Kementerian Perindustrian Republik Indonesia dengan program One Product One Village (OVOP)


Ketiga, Pesona Exit Toll dan Wisata


Terdapat pertanyaan dan kekhawatiran dari salah seorang tokoh masyarakat, terkait keberadaan Exit Toll yang tidak jauh dari Kelok Pinyaram. Hal itu mengemuka sewaktu Rapat Sosialisasi Sentra Olahan Pangan Pinyaram di Aula Kantor Camat 2 x 11 Kayu Tanam, 18 April 2023.


Mereka mengkhawatirkan atas  keberadaan jalan tol nantinya. Karena, membuat sepinya pengunjung. Yakni arus lalu lintas mobil/bus, tentu akan berkurang melintasi jalan Nasional Padang - Bukittinggi. Imbasnya, penjualan Pinyaram dan produk lainnya berkurang. Bahkan, bisa melemahkan perekonomian masyarakat di Kayu Tanam.


Namun demikian, informasi yang diperoleh, bahwa direncanakan, di Tarok, Nagari Kapalo Hilalang, juga akan ada salah satu pintu keluar tol (exit toll) di Padang Pariaman. Kini, proses ganti rugi/untung lahan tanah ataupun bangunan rumah yang terdampak, masih tahap sosialisi kepada masyarakat setempat.


Kekhawatiran itu, sangatlah wajar dan mendasar, terpintas dalam fikiran bersama efek negatif dari pembangunan insfratruktur. Minimal akan ikut tergerus sendi sendi perekonomian masyarakat setempat. Bisa jadi, ditemukan pengangguran massal terhadap pekerja yang bergerak di sektor Industri Pinyaram ini.


Namun demikian, tantangan itu akan berdampak positif dengan memberikan warna baru dari keberadaan produk Pinyaman tersebut. Salah satu upayanya membentuk icon Sentra Pinyaram. Sehingga akan memudahkan pengunjung atau konsumen memperoleh informasi. 


Tentu, ada permintaan dan kesepakatan dengan otoritas jalan tol nantinya. Yakni ada pemberian rambu lalu lintas penanda di sekitar lokasi Sentra Pinyaram. Seperti dengan tulisan 1 Km Pintu keluar, ada Sentra Pinyaram (Tarok) ataupun sebaliknya.


Hal demikian, akan dapat memperkenalkan identitas Sentra Pinyaram kepada khalayak ramai ketika melalui daerah tersebut. Juga memberikan tanda pengenal masuk Sentra Pinyaram di sisi Nagari Kayu Tanam dan Nagari Kapalo Hilalang di ruas jalan negara  Padang-Bukittingi sebagai identitas resmi daerah ini.


Mengingat Provinsi Sumatra Barat sebagai daerah destinasi wisata yang mempesona dengan menawarkan keindahan alam nan rancak. Terkhusus Padang Pariaman yang memiliki wisata alam, pantai, pengunungan, bukit yang masih perawan. Pun wisata religius yang mampu mengisahkan syiar agama Islam di Minangkabau. Rasanya dampak negatif dari jalan tol yang dikemukakan diatas, bisa saja sedikit di-eleminir.

   

Secara geografis, Kecamatan 2 x 11 Kayu Tanam merupakan daerah perbukitan yang memiliki keindahan alam eksotis menjadi tujuan wisata yang menawarkan berbagai tempat wisata. Seperti wisata air Pemandian Lubuk Bonta,Tirta Alami, Pemandian Rumah Putiah. Juga wisata alam Puncak Anai serta resto yang menawarkan kuliner, dan spot foto bagi kaum milenial di sekitar kawasan Sentra Indusrti Kopi Minuman Cokelat.


Lagi, di kawasan ini terdapat lembaga pendidikan yang didirikan Engku Muhammad Syafei, pada zaman kolonial Belanda, 31 Oktober 1926 bernama Indonesich Nederlansche (INS). Kemudian, pada masa penjajahan Jepang beralih nama Indonesia Nippon School (INS). Keberadaan INS telah merubah peradaban pendidikan di Indonesia. Hal ini, perlu digali dan dikembangkan keberadaannya sebagai Objek Wisata Edukasi kepada generasi muda yang doyan gadget. 


Agaknya, Kelok Pinyaram memiliki sejarah yang mungkin saja belum tercatat, dan didokumentasikan penetapan lokasi. Tetapi mempunyai kenangan dan harapan tumbuh kembangnya ekonomi masyarakat.


Terpenting agar mampu dengan mengelola potensi yang tersedia. Juga, sekaligus bisa mengubah tantangan menjadi peluang bagi masyarakat kawasan disana khususnya. Bahkan, bisa tertata pola pikir warga masyarakat yang maju dan berkembang di Kabupaten Padang Pariaman pada umumnya, menuju Padang Pariaman Berjaya.