Indonesia Usulkan Proposal Damai Akhiri Perang, Begini Tanggapan Ukraina -->

Iklan Muba

Indonesia Usulkan Proposal Damai Akhiri Perang, Begini Tanggapan Ukraina

Minggu, 04 Juni 2023

Ukraina mengomentari 5 proposal perdamaian yang diusulkan Indonesia di forum Dialog Shangri-La, Singapura



Moskow- Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Ukraina mengomentari proposal perdamaian yang diusulkan Indonesia dalam forum IISS Dialog Shangri-La ke-20 di Singapura, Sabtu (3/6/2023). 


Ukraina menyoroti soal usulan referendum dan pembentukan zona demiliterisasi. Meski demikian, Kemlu Ukraina menyatakan rasa penghargaan atas upaya Indonesia dalam membantu menyelesaikan konflik dengan Rusia, sebagaimana dikutip iNews.id.


“Kami menghargai perhatian Indonesia terhadap pemulihan perdamaian di Ukraina, tapi tidak ada wilayah yang diperebutkan oleh Ukraina dan Rusia yang mengharuskan diadakannya referendum,” kata Juru Bicara Kemlu Ukraina, Oleg Nikolenko, dikutip dari Sputnik, Minggu (4/6/2023). 


Selain itu Nikolenko juga menolak usulan gencatan senjata dan pembentukan zona demiliterisasi antara Rusia dan Ukraina, meskipun diawasi oleh pasukan penjaga perdamaian PBB.


Sebelumnya Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto memaparkan lima usulan perdamaian Indonesia di forum pertahanan Asia ke-20 tersebut. Pertama, gencatan senjata atau penghentian permusuhan di wilayah yang saat ini terlibat konflik. 


Kedua, pembentukan zona demiliterisasi di mana kedua pihak mundur sejauh 15 km dari posisi terdepan masing-masing.  Ketiga, pembentukan pasukan pemantau dan penjaga perdamaian oleh PBB. Pasukan diterjunkan di sepanjang zona demiliterisasi baru kedua negara. 


Keempat, pasukan pemantau dan ahli dari PBB, terdiri atas kontingen dari negara-negara yang disepakati oleh Ukraina dan Rusia. Kelima, PBB mengorganisasi dan melaksanakan referendum di wilayah sengketa untuk memastikan secara objektif keinginan mayoritas penduduk dari berbagai wilayah sengketa.


Rusia telah melakukan referendum sepihak di total lima wilayah Ukraina sejak 2014. Dimulai pada 2014 yang kemudian disusul dengan pencaplokan wilayah tersebut. Kemudian pada operasi militer khusus yang dimulai pada Februari 2022, Rusia kembali menggelar referendum di empat wilayah Ukraina, yakni Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson.  


Referendum digelar pada September 2022 di wilayah-wilayah yang dihuni mayoritas penduduk berbahasa Rusia tersebut. Hasilnya, mayoritas penduduk empat wilayah tersebut setuju bergabung ke pangkuan Rusia. Ukraina dan komunitas internasional tak mengakui hasil referendum Rusia itu, termasuk di Krimea pada 2014.(*)