Karhutla di Banjarbaru Sebabkan Kabut Asap, Warga Diimbau Pakai Masker |
Banjarbaru - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) menyebabkan kabut asap. Stasiun Meteorologi (Stamet) Klas II Syamsudin Noor Banjarmasin, BMKG Kalsel mengimbau masyarakat menggunakan masker.
“Perlu diwaspadai sepekan ke depan kabut asap akibat karhutla masih menjadi ancaman di Banjabaru sekitarnya,” kata Prakirawan Stamet Klas II Syamsudin Noor Banjarmasin BMKG Kalsel Utari Randiana, Sabtu malam (24/6/2023), sebagaimana dikutip iNews.id.
Utari menuturkan berdasarkan pantauan BMKG kualitas udara di Banjarbaru sekitar berada diambang batas sangat tidak sehat yakni 150,5 - 250,4 P pada Sabtu dini hari pukul 02.00 - 07.00 Wita.
“Kurangi aktivitas membakar sampah dan berhati-hati berkendara saat jarak pandang terbatas,” ucapnya.
Sementara itu kualitas udara berdasarkan konsentrasi partikulat PM2.5 kategori kualitas udara baik berada di angka 0-20, sedangkan kualitas udara sedang berada di kisaran 20-50, kemudian untuk kualitas tidak sehat berada di atas angka 50 hingga 150.
Lebih lanjut, 150 hingga 250 merupakan angka kualitas udara kategori sangat tidak sehat. Utari menyebutkan pada pukul 07.00 Wita pagi tadi kualitas udah di sekitar Bandara Syamsudin Noor sudah mulai menurun ke angka 100.
Dia menuturkan kualitas udara kembali normal sekitar pukul 08.00-10.00 Wita. Dia mengungkapkan fenomena kabut asap masih melanda Banjarbaru sehingga prakiraan kualitas udara sewaktu-waktu dapat berubah akibat karhutla yang masih menjadi permasalahan di Kalsel.
Utari menyampaikan terkait penanganan karhutla di Kalsel, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka pencegahan dini bencana kabut asap.
Dia mengatakan pula wilayah Bandara Syamsudin Noor turut mengalami dampak dari kabut asap berupa penurunan jarak pandang yang sewaktu-waktu dapat mempengaruhi jadwal penerbangan. Pihaknya memperkirakan dalam sepekan kedepan cuaca di Banjarbaru cerah berawan dan terdapat juga potensi hujan ringan secara lokal. (*)