Museum Adityawarman, Menyimpan Ragam Budaya Minangkabau -->

Iklan Muba

Museum Adityawarman, Menyimpan Ragam Budaya Minangkabau

Senin, 05 Juni 2023
Museum Adityawarman.



Oleh: Fajri Frayoga

(Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya, Unand)


Minangkabau merupakan salah satu suku bangsa yang mendiami wilayah Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Suku Minangkabau terkenal karena warisan budaya, adat, dan agamanya. Agama yang dianut oleh orang Minangkabau adalah Islam, dengan falsafah "adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah," yang berarti adat mengacu pada agama, dan agama mengacu pada kitab Allah (Al-Quran).


Kekayaan tradisi adat dan budaya Minangkabau membawa banyak kenangan sejarah masa lampau. Banyak peninggalan kebudayaan tersebut disimpan dalam sebuah museum. Salah satu museum yang menyimpan peninggalan sejarah kebudayaan Minangkabau tersebut adalah Museum Adityawarman, yang terletak di Kota Padang, Sumatera Barat.


Saya mengunjungi museum ini pada tanggal 23 April 2023, sebagai bagian dari kegiatan Kuliah Lapangan dalam mata kuliah yang saya ikuti. Sejak memasuki museum, saya merasakan aura budaya yang kuat terpancar dari seluruh sudutnya. Bangunan museum ini memiliki bentuk Rumah Gadang dengan dua bangunan kecil di sisi kiri dan kanan yang mirip dengan Rangkiang.


Ketika masuk ke dalam museum, kita disambut oleh miniatur Museum Adityawarman yang indah. Di ruangan sebelah kiri, terdapat berbagai kitab kuno atau manuskrip yang disimpan dengan baik dalam etalase kaca. Ruangan ini juga menjelaskan tentang adat Minangkabau, prasasti, perang Padri, masuknya Islam ke Minangkabau, serta berbagai legenda dan tradisi Minangkabau. Di ruangan sebelah kanan, kita dapat menemukan jenis manuskrip dan alat musik peninggalan kuno.


Bukan hanya dua ruangan tersebut, museum ini juga memiliki ruangan bawah yang menyimpan banyak peninggalan berharga. Di ruangan sebelah kiri, terdapat beragam pakaian adat zaman dahulu yang sekarang jarang ditemui. Saya tertarik dengan suntiang (mahkota) dan baju pengantin yang menarik perhatian, sehingga saya ingin mencobanya. Di ruangan sebelah kanan, terdapat berbagai senjata dan deta (penutup kepala) peninggalan nenek moyang kita. Beberapa manuskrip juga disimpan dengan baik dalam etalase. Semua benda yang ada dalam etalase dilengkapi dengan label nama dan sedikit penjelasan mengenainya. Ruangan ini juga menampilkan beberapa hewan atau satwa langka yang dilindungi, yang masih terawat dengan baik.


Setelah mengunjungi ruangan bawah, terdapat pintu keluar yang mengarah ke ruangan kuliner. Di ruangan ini, dibuat tiruan makanan seperti makanan asli Minangkabau, yang sering dijadikan objek swafoto oleh pengunjung. Yang paling menonjol di ruangan kuliner ini adalah rendang. Terdapat peta yang menunjukkan bahwa rendang telah mendunia dan terkenal tidak hanya di Minangkabau dan Indonesia, tetapi juga di kancah internasional. Di ruangan ini, terdapat tiruan rendang beserta penjelasannya. Berikut adalah beberapa jenis rendang yang saya temukan di ruangan ini:


Randang Baluik dari daerah Batusangkar: Rendang baluik (belut) diolah dengan cara membakar belut di atas arang kelapa, kemudian dilumuri jeruk nipis, garam, dan bawang putih. Selanjutnya, belut digoreng hingga dagingnya empuk, baru kemudian dicampurkan dengan bumbu rendang.


Randang Lokan dari daerah Painan: Lokan adalah jenis kerang besar yang biasanya ditemukan di muara sungai. Untuk mengolahnya, tidak perlu memasaknya terlalu lama, cukup sampai warnanya berubah menjadi merah kehitaman.


Randang Jariang dari daerah Bukittinggi: Randang jariang (jengkol) membutuhkan proses pengolahan yang panjang. Pertama, jengkol direndam selama 1 hari sebelum dimasak. Kemudian, jengkol digoreng, direndam lagi selama setengah jam, dan dipipihkan. Setelah itu, jengkol diolah dengan bumbu rendang.


Randang Itiak dari daerah Bukittinggi: Pengolahan randang itiak sedikit lebih rumit dibandingkan dengan jenis rendang lainnya. Hal ini dikarenakan daging itiak memiliki sedikit kandungan minyak yang berasal dari itiaknya.


Randang dagiang: Randang ini sangat populer di berbagai negara. Bahan utama dari rendang ini adalah daging sapi pilihan. Namun, pada acara tertentu, rendang juga dapat menggunakan daging kerbau atau kambing.


Itulah sebagian dari berbagai jenis budaya khas Minangkabau yang saya temui saat mengunjungi Museum Adityawarman ini. Terdapat beberapa ruangan lain yang belum saya jelajahi di museum ini, sehingga informasi yang saya paparkan dalam tulisan ini mungkin belum lengkap. Oleh karena itu, bagi pembaca yang tertarik, saya sarankan untuk datang dan mengunjungi museum ini secara langsung, sehingga dapat melihat sendiri keberagaman budaya Minangkabau yang disimpan dengan sangat baik di Museum Adityawarman ini. (***)