Gempa M 6,4 yang mengguncang Bantul, DIY, berpusat di laut dengan kedalaman 25 km. |
Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menyebut terjadi puluhan gempa susulan pasca gempa 6,4 Magnitudo di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Minggu (30/6) malam.
"Gempa Susulan 48 kali," kata Dwikorita saat dikonfirmasi, Sabtu (1/7/2023).
Dwikorita pun memastikan meski terjadi gempa susulan kekuatan semakin melemah. Bahkan tidak dirasakan, sebagaimana dikutip iNews.id.
"Dengan kekuatan sudah makin melemah dan tidak dirasakan," kata dia.
Sebelumnya, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut pemicu gempa bumi magnitudo 6,0 di Bantul karena adanya tumbukan lempeng samudra Indo-Australia atau samudra hindia di bawah lempeng eurasia atau di bawah Pulau Jawa.
Menurutnya, gempa bakal terus terjadi karena lempeng masih aktif.
"Nah itu maka ada energi yang terlepas akibat tumbukan tadi dipicu oleh adanya bagian yang patah dari proses tumbukan tadi," kata Kepala BMKG Dwikorawati Karnawati.
Namun, lanjutnya, karena bebatuannya yang cukup terjal maka gempa-gempa susulan ini relatif jumlahnya. Saat ini, gempa susulan sudah tidak banyak, semakin jarang dan kekuatannya semakin melemah.
Tren gempa susulan setelah gempa kemarin memang terus mengalami penurunan dan Semakin jarang. Di mana selang waktunya semakin jarang dan kekuatannya semakin melemah sampai terendah 2,8 itu.
Gempa itu tidak dirasakan oleh manusia, hanya dirasakan oleh alat saja.
"Sehingga semakin stabil lah bahasa mudahnya. Kita catat tadi terakhir masih 47 kali gempa susulan," katanya.(*)