Kekeringan Mulai Terjadi di Tangerang Akibat El Nino -->

Iklan Atas

Kekeringan Mulai Terjadi di Tangerang Akibat El Nino

Sabtu, 22 Juli 2023
Sejumlah wilayah di Tangerang, Banten mengalami kekeringan dampak El Nino.


Tangerang - Dampak fenomena El Nino atau musim kemarau panjang mulai dirasakan di sejumlah wilayah Tangerang, Banten, dengan banyak sungai di Kabupaten Tangerang yang mengering. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang, Ujat Sudrajat, menyatakan bahwa wilayah utara Tangerang menjadi salah satu yang paling terdampak, terutama di Kecamatan Teluknaga, Kronjo, Pakuhaji, Kosambi, Gunung Kaler, Kresek, dan Rajeg.


"Pemetaan telah dilakukan di beberapa wilayah, terutama wilayah utara Tangerang. Meskipun terdapat banyak anak sungai di sana, namun sering terjadi kekeringan," ujarnya pada Sabtu (22/7/2023). Pemetaan ini bertujuan untuk membantu BPBD Kabupaten Tangerang dalam mengantisipasi dan mendistribusikan bantuan bagi warga yang terdampak kekeringan.


Kekeringan yang terjadi pada beberapa wilayah ini secara umum telah mempengaruhi kebutuhan air bersih masyarakat. Ujat Sudrajat mengimbau masyarakat untuk menghemat air dan menggunakan air hujan sebagai salah satu alternatif. Gerakan panen air hujan dan penampungan air cadangan juga diupayakan agar dapat memenuhi kebutuhan air di masa puncak El Nino.


BPBD juga mengingatkan agar masyarakat tidak membakar sampah sembarangan, terutama di lahan kosong, karena dapat menyebabkan kebakaran. Sebagai bagian dari persiapan menghadapi puncak El Nino, BPBD telah berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait seperti Perkim, PMI, DPKP, PDAM, dan lainnya. Instansi-instansi ini memiliki kapasitas dalam membantu warga menghadapi musim kemarau panjang.


Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengingatkan semua pihak terkait dengan dampak yang diakibatkan oleh El Nino. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyampaikan bahwa El Nino mulai terjadi di Indonesia sejak Juli 2023 dengan tingkat kekuatan awal yang masih lemah.


Namun, dalam perkembangannya, indeks El Nino semakin menguat dari lemah menjadi moderat. BMKG terus mengimbau dan mengingatkan akan peningkatan kekuatan El Nino yang berarti dampaknya akan semakin kuat. BMKG memprediksi puncak terjadinya El Nino akan terjadi pada bulan Agustus-September 2023, yang berarti musim kemarau akan semakin kering.


Kondisi ini dapat mengakibatkan lahan dan hutan menjadi mudah terbakar, serta berdampak pada kelangkaan air bagi para petani sehingga sektor pertanian juga akan terganggu. Kini, upaya pencegahan dan penanganan kekeringan menjadi perhatian utama bagi pemerintah dan berbagai instansi terkait guna mengurangi dampak negatif dari fenomena El Nino yang semakin kuat ini.(des)