![]() |
Menanam padi |
Jakarta - Dalam sebuah acara Mid Year CORE Indonesia 2023 pada Kamis (27/7), Guru Besar dan Kepala Pusat Bioteknologi IPB, yang juga merupakan Associate Researcher CORE, yaitu Dwi Andreas Santosa, memaparkan prediksinya terkait fenomena kemarau berkepanjangan atau El Nino. Menurutnya, El Nino diperkirakan akan memangkas produksi padi dalam negeri sebesar 1,5 juta ton.
Dwi Andreas menyatakan, "Perkiraan saya adalah El Nino tahun 2023 ini akan menyebabkan penurunan produksi padi sekitar 5 persen. Jika penurunan sebesar 5 persen, maka setara dengan 1,5 juta ton padi."
El Nino merupakan fenomena pemanasan muka air laut di Samudera Pasifik yang dapat menyebabkan penurunan curah hujan global, termasuk di Indonesia. Fenomena alam ini diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Agustus-September mendatang.
Dalam menghadapi potensi kekurangan beras akibat dampak El Nino, Dwi Andreas menyarankan agar Badan Urusan Logistik (Bulog) mengambil langkah cepat untuk meningkatkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP).
Data yang dihimpun menunjukkan bahwa stok beras Bulog per tanggal 25 Juli mencapai 802 ribu ton. Dari jumlah tersebut, CBP mencapai 744 ribu ton.
Rinciannya, dari jumlah CBP tersebut, terdiri dari 222 ribu ton beras yang berasal dari serapan dalam negeri, sementara sisanya sekitar 522 ribu ton merupakan impor.
Dwi Andreas menyatakan bahwa stok beras Bulog saat ini masih jauh dari harapan. Pasalnya, untuk memenuhi kebutuhan serapan dalam negeri, Bulog diminta menyerap 2,4 juta ton beras pada tahun ini, namun hingga bulan Juli baru bisa menyerap sekitar 222 ribu ton.
Kondisi tersebut membuat Bulog saat ini sangat bergantung pada impor beras dari luar negeri.
"Ketergantungan Bulog pada stok beras dari luar negeri saat ini menjadi masalah bagi kita semua," tegas Dwi Andreas.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Bulog, Febby Novita, mengungkapkan bahwa pihaknya terus berupaya memaksimalkan seluruh instrumen yang ada sebagai langkah antisipasi menghadapi El Nino. Selain itu, Bulog juga berkomitmen untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pangan dengan melibatkan kelompok tani, penggilingan tradisional, serta berbagai pihak terkait lainnya.
Bulog juga melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah guna memastikan ketersediaan stok beras terjaga secara merata.
Selain memastikan seluruh gudang terisi dengan stok beras, Bulog juga telah menyediakan kebutuhan beras di tingkat lokal, baik secara offline maupun online, melalui outlet-outlet binaan Bulog seperti Rumah Pangan Kita (RPK) yang tersebar di seluruh Indonesia, serta melalui jaringan retail modern.
"Dengan berbagai upaya yang saat ini dilakukan oleh Bulog, selain untuk memupuk stok cadangan beras pemerintah, juga dapat berkontribusi dalam menggerakkan roda perekonomian dan menjaga stabilitas serta inflasi beras yang mungkin terjadi," kata Febby dalam keterangan resmi yang dikeluarkan pada Kamis (20/7).
Semua upaya yang dilakukan oleh pihak terkait diharapkan dapat mengurangi dampak dari fenomena El Nino dan menjaga ketersediaan pangan yang memadai bagi seluruh masyarakat Indonesia.(des)