Sindikat Penjualan Ginjal Berbasis di Kamboja Ditangkap, Rumah Sakit Militer Jadi Basis Aksi -->

Iklan Atas

Sindikat Penjualan Ginjal Berbasis di Kamboja Ditangkap, Rumah Sakit Militer Jadi Basis Aksi

Minggu, 23 Juli 2023

 

Sindikat penjualan ginjal 

Jakarta - Sindikat penjualan ginjal terungkap telah menggunakan Kamboja sebagai basis aksi mereka. Alasan di balik pilihan ini diungkapkan oleh salah satu anggota sindikat bernama Hanim saat memberikan kesaksian setelah ditangkap oleh aparat kepolisian pada Jumat (21/7). Salah satu alasan utamanya adalah karena sistem administrasi rumah sakit di Kamboja dianggap tidak rumit.


Hanim menjelaskan bahwa rumah sakit di negara tersebut memiliki sistem administrasi yang sederhana dan tidak berbelit-belit. Selain itu, pihak rumah sakit juga dinilai peduli terhadap para pendonor, di mana mereka tetap dihubungi untuk mengetahui keadaan kesehatan mereka meskipun sudah berbulan-bulan setelah menjadi pendonor ginjal.


"Rumah sakit di Kamboja merupakan salah satu rumah sakit yang paling tidak ribet. Selain itu, mereka benar-benar peduli dengan para pendonor. Sebagai contoh, pendonor yang telah pulang ke Indonesia selama 6-7 bulan pun masih ditanyai mengenai kondisi kesehatannya," ungkap Hanim pada Jumat (21/7).


Lebih lanjut, Hanim mengungkap bahwa rumah sakit yang digunakan oleh sindikat ini adalah milik militer pemerintah Kamboja. Dengan penjaga dan staf medis yang merupakan anggota tentara.


Hanim meyakini bahwa pemilik rumah sakit tersebut terlibat dalam transaksi jual beli ginjal, mengingat mereka sudah mengetahui tentang sindikat dan transaksi ilegal tersebut.


Para pendonor yang terlibat berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Mereka sebelumnya dikumpulkan di sebuah kontrakan di Cibinong sebelum berangkat ke Kamboja.


Setelah tiba di Kamboja, para pendonor harus menjalani serangkaian tes, termasuk medical check-up dan pencocokan DNA dengan pasien yang akan menerima ginjal tersebut.


Hanim menjelaskan bahwa selama proses ini, para pendonor dan penerima transplantasi ditangani oleh dokter-dokter yang sangat kompeten. Diduga dokter-dokter tersebut berasal dari China.


Usai menjalani operasi, para pendonor dirawat selama sekitar lima hari di ruang khusus di lantai empat rumah sakit. Apabila kondisinya dianggap sehat, mereka segera dipulangkan kembali ke Indonesia.


Seluruh biaya yang terkait dengan proses ini ditanggung sepenuhnya oleh sindikat, termasuk biaya tiket pesawat, akomodasi, makanan, biaya medical check-up, dan perawatan di rumah sakit. Pendonor tidak dikenakan biaya apa pun.


"Semua biaya broker yang menanggung, tidak ada biaya yang dipungut dari pendonor. Jadi, pendonor sama sekali tidak dikenai biaya," jelas Hanim.


Sindikat perdagangan ginjal dari Indonesia yang berbasis di Kamboja akhirnya berhasil diungkap oleh aparat kepolisian, dan sebanyak 12 orang telah ditangkap dalam operasi penangkapan ini.


Dari 12 orang tersebut, sembilan di antaranya merupakan sindikat dalam negeri, satu orang berasal dari sindikat luar negeri, dan terdapat pula seorang petugas imigrasi dengan inisial AH. Selain itu, satu orang lagi ternyata adalah seorang anggota polisi dengan inisial Aipda M.(dj)