![]() |
. |
Padang, fajarsumbar.com - Universitas Andalas (Unand) mengukuhkan tiga Guru Besar pada rapat terbuka Dewan Professor Univeritas Andalas di Convention Hall Kampus Unand Limau Manis Padang, Kamis (20/07/2023).
Prof. Dr. Ir. Novri Nelly. M,P, sebagai Guru Besar Tetap, dalam Bidang Ilmu Kimia Tanah pada Fakuktas Pertanian, Judul Orasinya, Peradaban Pengelolaan Hama Tanaman untuk Mendukung Ketahanan Pangan Berkelanjutan.
Prof. Hema Malini. S.Kp.M.N. Ph.D, sebagai Guru Besar tetap dalam Bidang Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan, Judul Orasinya, Perubahan Pradikma Peran Perawat Dalam Pemanfaatan Teknologi dan Edukasi Terstruktur Sebagai Upaya Meningkatkan Manajemen Mandiri Pasien Diabetes Mellitus.
Pengukuhan ketiga guru besar itu,
ditandai dengan pemasangan kalung kehormatan oleh Ketua Dewan Profesor Unand Prof apt Marlina. Ph.D yang disaksikan oleh Rektor Universitas Andalas Prof Dr Yuliandri SH MH.
Tampak hadir pada pengukuhan tersebut, Gubernur Sumatera Barat Haji. Mahyeldi Ansharullah, Ketua Senat Akademik Prof. Dr. Syafrizal. SY, Wakil Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Unand Prof. Wery Darta Taiful Rektor Unand periode 1993/1996 Prof. Haji Fahcri Ahcmad dan Bupati Tanah Datar periode 2005/2015 Ir. M. Shadiq Pasadigoe para Dekan dan keluarga besar guru besar Unand yang dikukuhkan.
"Dengan jabatan akademik tertinggi ini, tutur Rektor Unand Prof. Yuliandri. SH. MH tertumpang harapan agar ketiga guru besar terus mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk kemajuan pelaksanaan tridarma perguruan tinggi.
Dengan demikian terus berkarya mewujudkan cita-cita menjadikan Unand sebagai Universitas yang menebar manfaat bagi kejayaan bangsa," katanya ketika memberikan sambutan.
Lebih lanjut Ia mengatakan, mencermati track record Prof Dr Ir Hermansah MS MSc dan Prof Dr Ir Novri Nelly MP serta Prof Hema Malini SKp MN PhD, pihaknya yakin beliau akan mampu memenuhi berbagai harapan tersebut.
"Bahkan akan menularkan energi positif tersebut bagi kemajuan Unand," tutur Guru Besar Fakultas Hukum ini.
Bersamaan dengan itu, perlu direnungkan bahwa pencapaian gelar profesor hendaknya tidak mengubah jati diri sebagai ilmuwan.
"Jabatan guru besar membuat kita makin merunduk dan tawadhu, ksrena kerendahan hati adalah buah dari ketinggian ilmu seorang anak manusia.
Sejalan dengan itu, integritas pribadi yang unggul pun harus menyertainya sebagai pagar dari semua aktivitas keilmuan yang dilakukan oleh kita semua sebagai insan akademik," tutur Prof Yuliandri.
Sementara itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah mengucapkan selamat atas pengukuhan tiga guru besar Unand ini. Pidato pengukuhan yang disampaikan ketiga guru besar tersebut sangat relevan dan realistis untuk Sumbar.
"Tiga hal diberikan oleh tiga guru besar ini dapat memberikan manfaat bagi Sumbar.
"InshaAllah ini akan kita sinergikan untuk kemajuan daerah. Mudah-mudahan sinergi antara pemprov dan perguruan tinggi, daerah ini makin maju dan pelayanan makin maksimal," harap Mahyeldi.
Ditempat yang sama Prof. Hermansah. dalam paparan orasi ilmiahnya menyebutkan, saat ini terjadi pengurangan subsidi dan kelangkaan pupuk organik, sehingga diperlukan upaya mengoptimalkan penggunaan bahan organik dengan memanfaatkan potensi bahan organik lokal (insitu).
Optimalisasi Pemanfaatan Bahan Organik menjadi problem solving, kelangkaan pupuk sintetis sat ini dan masa datang, sekaligus mempercepat riseliensi lahan terdegradasi untuk keberlanjutan sistem produksi pangan Nasional, imbuh mantan Wakil Rektor III Unand periode 2016-2020 itu.
Menurut Prof Hermansah, Pemanfaatan Bahan Organik dapat meningkatkan ketersediaan hara makro(N.P.K.Ca. Mg dan hara mikro serta meningkatkan efisiensi pemupukan.
Sementara itu, Prof. Novri Nelly dalam orasi ilmiahnya mengatakan, pengelolaan Hama merupakan suatu hal yang penting dalam upaya menjaga ketahanan pangan suatu Negara secara berkelanjutan.
Katanya pangan adalah kebutuhan pokok yang tidak bisa tertutup dalam dimensi waktu dan tepat.
Berbagai teknik Pengelolaan Hama itu, kata Prof Novri bertujuan untuk pengendalian populasi yang telah banyak diketahui, seperti teknik budidaya tanaman, pengendalian secara fisik dan mekanik.
"Tak hanya itu, namun juga penggunaan varietas tahan, pengendalian secara genetic dan hayati dengan memanfaatkan musuh alami, yaitu prematur, parasitoid dan pathogen," ucapnya
Kemudian Prof. Hema Malini melalui orasi ilmiahnya menyebutkan, di Indonesia presentasi kejadian diabetes mellitus mengalami peningkatan, dari 6,9 % pada tahun 2013 dan menjadi 10,9 % pada Tahun 2018.
"Dengan demikian pemerintah Indonesia meluncurkan program untuk pengendalian penyakit diabetes yang diberi nama, Program Pengendalian Penyakit Kronis (Prolanis)," katanya.
Program ini ucap Prof. Hema, dimaksudkan untuk mengerikan parameter klinis pasien, mencegah komikasi dan meningkatkan kualitas hidup pasien.(RDz)