Harga Pangan Global Meningkat karena Rusia Tarik Diri dari Kesepakatan -->

Iklan Atas

Harga Pangan Global Meningkat karena Rusia Tarik Diri dari Kesepakatan

Sabtu, 05 Agustus 2023
 Harga pangan global kian mahal setelah Rusia menarik diri dari kesepakatan yang memungkinkan perjalanan aman bagi kapal yang membawa biji-bijian dari Ukraina


Sukabumi - Harga pangan global kembali merangkak naik bulan lalu setelah Rusia menarik diri dari kesepakatan yang memungkinkan perjalanan aman bagi kapal yang membawa biji-bijian dari pelabuhan Ukraina.


Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) mencatat bahwa Indeks Harga Pangan global mengalami kenaikan sebesar 1,3 persen pada bulan Juli 2023 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.


Meskipun indeks bulanan tersebut masih turun hampir 12 persen dari bulan Juli 2022, keputusan Rusia untuk menarik diri dari kesepakatan yang didukung PBB telah mendorong kenaikan harga biji-bijian dan minyak bunga matahari.


Kesepakatan tersebut sebelumnya memungkinkan ekspor hampir 33 juta metrik ton makanan melalui pelabuhan Ukraina. Namun, Rusia telah berulang kali mengancam akan menarik diri dengan alasan terhambat dalam mengekspor produknya sendiri.


Presiden Rusia, Vladimir Putin, memanfaatkan ancaman tersebut dengan menyatakan bahwa tujuan utama dari kesepakatan tersebut, yaitu memasok biji-bijian ke negara-negara yang membutuhkan, "belum terealisasi".


Beberapa waktu lalu, Putin juga mengumumkan bahwa Rusia akan menggantikan ekspor biji-bijian Ukraina ke "negara-negara Afrika yang paling membutuhkan," termasuk Somalia dan Eritrea, dengan mengirimkan biji-bijian gratis dalam empat bulan ke depan.


Naiknya Indeks Harga Pangan FAO dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak nabati sebesar 12 persen bulan ke bulan. Sebagian peningkatan ini didorong oleh kenaikan harga minyak mentah global, yang juga mempengaruhi harga minyak nabati karena digunakan dalam produksi biofuel.


"Harga minyak bunga matahari internasional melonjak lebih dari 15 persen bulan ke bulan, terutama didukung oleh ketidakpastian baru seputar pasokan ekspor dari wilayah Laut Hitam," ungkap pernyataan dari FAO.


Ukraina merupakan pengekspor minyak bunga matahari terbesar di dunia, menyumbang 46 persen dari total ekspor dunia. Penurunan produksi minyak sawit di Asia Tenggara, serta kedelai dan minyak rapeseed di Amerika Utara, juga ikut meningkatkan harga.


Serangan Rusia terhadap infrastruktur pelabuhan Ukraina sejak runtuhnya kesepakatan biji-bijian juga telah menyebabkan kenaikan harga dalam beberapa pekan terakhir. Kedua negara tersebut memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pasokan global.


Inisiatif Laut Hitam sangatlah penting dalam menstabilkan pasar pangan global, terutama untuk negara-negara miskin yang sangat bergantung pada pasokan biji-bijian dari wilayah tersebut, terutama setelah perang yang dimulai pada Februari tahun lalu.


Menurut Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), Ukraina sebelumnya merupakan pengekspor gandum terbesar kelima secara global, dengan kontribusi sebesar 10 persen dari total ekspor.


Data dari Gro Intelligence juga menunjukkan bahwa Ukraina merupakan salah satu tiga pengekspor terbesar jelai dan jagung terbesar di dunia. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran atas pasokan dan harga pangan global, dan berdampak pada banyak negara yang mengandalkan komoditas pangan dari wilayah tersebut.(des)