![]() |
Presiden Joko Widodo |
Jakarta - Presiden Joko Widodo telah mengungkapkan serangkaian permasalahan global yang terus mengancam berbagai negara, termasuk konflik bersenjata, krisis pangan, dan dampak perubahan iklim. Pernyataan ini dia sampaikan dalam partisipasinya dalam KTT BRICS, yang diadakan di Afrika Selatan pada Kamis (24/8).
KTT BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, berlangsung selama tiga hari mulai dari tanggal 22 hingga 24 Agustus 2023. Kelompok BRICS ini mewakili lebih dari 40 persen dari total populasi dunia.
Presiden Jokowi menyatakan bahwa tantangan-tantangan tersebut sering kali muncul tanpa peringatan sebelumnya, sehingga negara-negara harus siap untuk menghadapinya jika ingin tetap kuat.
"Dunia saat ini, Yang Mulia, terlihat berlayar tanpa panduan yang jelas, tanpa kompas yang menunjukkan arah pasti. Konflik dan perang telah mengakibatkan tragedi kemanusiaan, sementara krisis pangan telah menjebak puluhan juta orang dalam kemiskinan. Ancaman perubahan iklim juga menghantui umat manusia," ujar Jokowi dalam sebuah video yang diunggah di YouTube pada Kamis (24/8).
Dalam konteks ini, Presiden Jokowi menekankan pentingnya kerja sama internasional, baik antara negara maju maupun berkembang. Dia menyoroti bahwa pandemi COVID-19 telah mengajarkan bahwa krisis global tidak dapat diatasi oleh satu negara atau sekelompok negara saja.
Dibutuhkan kerjasama dan solidaritas bersama untuk menghadapinya. Oleh karena itu, Jokowi berharap bahwa kerja sama yang telah terjalin antara berbagai negara dapat diperkuat lebih lanjut.
"Kehadiran saya di sini bukan hanya sebagai pemimpin Indonesia, melainkan juga sebagai pemimpin dari Global South yang mewakili 85 persen dari total populasi dunia, dan ingin melihat terwujudnya kesuksesan bersama. Saya hadir juga dengan semangat KTT Asia-Afrika di Bandung yang masih relevan hingga hari ini. Solidaritas, persatuan, dan kerja sama antara negara-negara berkembang harus terus diperkuat," pungkasnya.(des)