. |
Pessel - Bupati Pesisir Selatan, Sumatera Barat Rusma Yul Anwar menyampaikan peluang investasi bidang kelautan, pariwisata dan pertanian, energi terbarukan dan batubara yang menjanjikan.
Pemerintah kabupaten komit memberikan berbagai kemudahan, mulai dari pelayanan hingga insentif pajak daerah bagi investor, karena investasi adalah faktor penting guna kemajuan dan kemandirian daerah serta kesejahteraan masyarakat.
"Potensi besar itu memang belum tergarap optimal. Kami butuh dukungan pemerintah pusat dan dunia usaha," ujar bupati pada West Sumatera Investment Forum (WSIF) 2023 di Bali, Senin 11 September.
Acara yang dihelat di Aston Denpasar Hotel dan Convention Centre itu dihadiri Wagub Audy Joinaldi, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Endang Kurnia Saputra, anggota DPRD Sumbar Ali Tanjung.
Bupati Mentawai Fernando J. Simanjuntak, Bupati Agam Andri Warman, Bupati Pasaman Benny Utama, pemodal asing dan dalam negeri, KADIN, PHRI, HIPMI, AKKINDO dan Ikatan Keluarga Minang (IKM).
Kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Baappeda-Litbang) Hadi Susilo dan Kepala Dinas Pelayanan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Beriskan.
Bupati melanjutkan di sektor pariwisata pemerintah pusat menetapkan Bukit Ameh di Kawasan Wisata Terpadu Bahari Mandeh, Kecamatan Koto XI Tarusan sebagai KEK Pariwisata.
Kawasan tersebut telah memiliki berbagai dokumen pendukung seperti AMDAL, study kelayakan (fisibility study), rencana induk pengembangan hingga ketersediaan lahan yang mencapai 420 Hektare.
Ia punya keunggulan geo ekonomi dan geo strategis guna menampung kegiatan industri, ekspor, impor dan kegiatan lainnya dengan nilai ekonomi yang tinggi serta daya saing internasional.
Sejumlah investor, baik penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri telah menyatakan minatnya, karena menurut mereka KEK Bukik Ameh sangat layak untuk dikembangkan.
"Nah, mesti ada dorongan bersama. Nilai investasinya mencapai Rp5 triliun. Peran pemerintah pusat dan pelaku usaha tentu sangat kami harapkan," tutur bupati.
Potensi bahari Pesisir Selatan tidak hanya kepariwisataan, namun juga perdagangan, bahkan sejak abad 8-19 menjadi salah satu rute pelayaran internasional paling ramai di kawasan Pantai Barat Sumatera.
Zaman kegemilangan itu kini kembali mulai tampak, ditandai dengan adanya rencana Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk pengembangan kawasan pelabuhan Panasahan Painan.
Kegiatan senilai Rp126 miliar yang dibiayai melalui APBN itu bakal dimulai akhir tahun ini dengan alokasi dana Rp1miliar dan sisanya yang sebesar Rp116 miliar dilanjutkan pada 2024.
Panasahan memiliki posisi strategis dan menjadi batas tiga provinsi, yakni Sumbar, Jambi dan Bengkulu. Keberadaannya kini didukung potensi pertanian yang melimpah, utamanya crude palm oil (CPO).
Posisi yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia menjadikannya sangat layak sebagai pelabuhan ekspor, karena dekat dengan sejumlah negara Eropa yang menjadi minyak nabati dan rempah.
"Kini sudah ada kontrak dengan eksportir batubara. Ia menjadikan Panasahan sebagai pelabuhan ekspornya," sebut bupati. (*)