Lubukbasung - Festival Danau Maninjau Kelok 44 (FestDaMa-K44) yang berlangsung di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, diresmikan oleh Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Irini Dewi Wanti. Festival ini diharapkan dapat menghidupkan ekosistem kebudayaan di daerah tersebut.
"Tambua tansa terdiri dari kayu, kulit, dan lukisan yang menghiasi tambua. Tabuhan gendang tidak akan redup dan memiliki ritme yang luar biasa ketika tidak ada yang mengajarkan atau membuat tambua," ujar Irini saat membuka FestDaMa-K44 di Lubuk Basung pada Sabtu.
Ia menekankan bahwa festival ini merupakan bagian dari ekosistem budaya, dan kehadiran kurator dan seniman pada festival ini sangat penting untuk menjalankan kegiatan tersebut. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia bersama Balai Pelestarian Budaya Wilayah III Sumbar akan terus mendukung kegiatan ini.
"Kegiatan ini dilaksanakan seiring dengan dukungan seniman untuk memfasilitasi agar kegiatan ini terlaksana," tambahnya.
Irini juga mengungkapkan bahwa Direktorat Jendral Kebudayaan telah mengembangkan banyak skema dan fasilitasi yang mendukung seniman dan budayawan dalam menjaga dan melestarikan budaya di daerah tersebut. Namun, ia mengajak masyarakat untuk ikut berperan dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan di daerah mereka.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Agam, Isra, memberikan apresiasi kepada Dirjen Kebudayaan yang telah mengadakan festival untuk mengembangkan kelestarian kebudayaan. Ini merupakan kali kedua festival tersebut diadakan.
"Kegiatan ini sesuai dengan visi Agam untuk melestarikan kebudayaan di daerah ini, apalagi Agam sangat kaya dengan seni, budaya, dan tradisi," kata Isra.
Festival ini dianggap sangat relevan dalam merawat alam dan tradisi di Danau Maninjau. Melalui festival ini, nilai-nilai adat dan budaya bagi masyarakat Agam dapat ditingkatkan. Staf Ahli bidang Pembangunan Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumbar, Erinaldi, menambahkan bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan kunjungan wisata yang berdampak positif pada ekonomi masyarakat setempat.
"Tanpa adanya kegiatan, ekonomi tidak akan berjalan. Oleh karena itu, adakan kegiatan seperti festival, seminar, dan perlombaan," ungkap Erinaldi.
Erinaldi berharap bahwa kegiatan ini akan menjadi agenda tahunan karena banyak kesenian dan kebudayaan dari daerah lain yang perlu difasilitasi bersama. Festival ini melibatkan peserta dari berbagai kabupaten dan kota di Sumatera Barat, menunjukkan besarnya antusiasme masyarakat terhadap pelestarian budaya.
Ketua Panitia Festival Danau Maninjau Kelok 44, Unri, menegaskan bahwa kegiatan ini akan terus dilakukan. Festival ini menghadirkan beragam kegiatan seperti pemutaran film kebudayaan, penanaman pohon buah-buahan di Kelok 2, arak-arakan kesenian di Kelok 2, petunjukan kesenian seminar, lomba manjalo (menangkap ikan dengan alat tradisional), dan pameran UMKM. Festival ini berlangsung dari 15 hingga 17 September 2023 dan menjadi wadah penting untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan mendukung ekonomi lokal.(des)