. |
Padang, fajarsumbar.com - Universitas Andalas (Unand) menggelar diskusi bertajuk, "Dialog Kedjajaan Bangsa Memilih Pemimpin untuk Kejayaan Unand" di Convention Hall Universitas Andalas Limau Manis Padang, Jumat (01/09/2023).
Pada dialog yang merupakan rangkaian dari proses Pemilihan Rektor Unand 2023-2028, menampilkan enam orang Guru Besar untuk berbagi ide dan inspirasi, yakni Prof Fasli Jalal (Rektor Universitas Yarsi Jakarta), Prof Musliar Kasim (Rektor Unand 2005-2011), Prof Werry Darta Taifur (Rektor Unand 2011-2015), Prof Tafdil Husni (Rektor Unand 2015-2019) dan Prof Yuliandri (Rektor 2019-2023)Dialog yang dimoderatori Guru Besar FISIP Unand Prof Asrinaldi itu, juga menghadirkan Guru Besar lainya, seperti Rektor IPB University, Prof Arif Satria secara virtual.
Prof Arif Satria secara virtual mengatakan, kepemimpinan digital sangat dibutuhkan pada era digital yang terus bergulir saat ini.
Seorang pemimpin yang melek IT, tentu tidak bisa melakukan perubahan dan mendorong proses transformasi organisasi, agar lebih baik untuk masa mendatang.
“Jadi bukan hanya sekadar expert leader yang tahu digital tapi tidak bisa membawa perubahan (change leader), bisa membawa perubahan, tapi literasi digital lemah (conservative leader) tidak tahu digital dan tidak bisa membawa perubahan,” kata Prof. Arif
Menurutnya, kepemimpinan digital memiliki empat karakteristik, yakni keterampilan kognitif yaitu komunikasi, keterampilan bisnis meliputi operasi bisnis dan proses yang dijalani serta keterampilan intrapersonal dan keterampilan strategis.
Visi menjadi komponen terpenting yang wajib ada dalam diri seorang pemimpin digital.
"Orang yang mempunyai visi yang baik tanpa strategi yang baik percuma.
Bahkan orang yang mempunyai visi dan strategi yang baik tanpa eksekusi yang baik percuma,” katanya.
Ditempat yang sama, Rektor Unand Prof Yuliandri dalam sambutanya menyebutkan, dialog ini merupakan
bagian dari upaya menghimpun masukan-masukan apa yang bisa dilakukan dan bagaimana Unand lebih baim ke depan.
“Diharapkan Unand lebih maju ke depannya,” imbuhya.
Prof. Yuliandri mengatakan, kondisi saat ini, Unand sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) yang fokus pada riset telah mampu mengukir prestasi.
Hal ini ini terbukti Unand, mampu meraih peringkat 1 untuk Universitas Riset di dalam IKU V.
Hasil karya ini sangat bermanfaat untuk masyarakat dan sesama Liga PTNBH.
“Keberhasilan tersebut, tentu tidak terlepa atas kontribusi dosen termasuk lima guru besar ini,” ucap Prof. Yuliandri.
Unand sebagai PTNBH dalam hal akademik, non akademik dan tata kelola UTK belum berjalan optimal dilakukan.
Tata kelolanya sebut Prof. Yuliandri mengalami perubahan, namun penyesuaiannya membutuhkan waktu, sedangkan semuanya kerangkanya sudah disiapkan untuk itu.
Ia menekankan siapa pun rektor yang terpilih nanti, tentu tidak bisa serta merta dan seperti membalikkan telapak tangan, termasuk dengan kondisi saat ini implementasi transformasi dan persiapan merdeka belajar.
Lanjut Prof. Yuliandri, mulai kegiatan Merdeka Belajar Episode 2, yakni kampus merdeka, kemudian Merdeka Belajar Episode 21 yakni dana abadi PT. Merdeka Belajar Episode 22 yakni Transformasi Seleksi Masuk PTN.
“Pada tahun 2022 dan 2023 jalur masuk Unand, yakni SNBP, SNBT dan SIMA.
Hal ini akan menjadi rekomendasi kita soal seleksi masuk Unand ke siapapun dari Rektor terpilih nantinya,” ungkap, Guru Besar Fakultas Hukum Unand itu.
Dalam melanjutkan Merdeka Belajar Episode 26, yakni perlu transformasi standar nasional dan akreditasi perguruan tinggi.
Berbicara tentang, fokus terkait skripsi, tutur Prof. Yuliandri, perubahan apapun nantinya soal skripsi, namun tiga hal kompetensi yang tidak boleh hilang, yakni kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan.(*)