![]() |
. |
Guru Besar yang dikukuhkan tersebut, yakni Prof. Ikhwana Elfitri, S.T. M.T. Ph.d, sebagai guru besar tetap dalam bidang ilmu teknik telekomunikasi pada Fakultas Teknik Unand, dengan judul orasi, transpormasi digital pada Teknologi Pengolahan Suara: Tinjauan dalam usaha peningkatan kualitas.
Dalam orasinya, Prof. Ikhwana Elfitri mengatakan, teknologi komunikasi terus berkembang salah satu tujuannya untuk meningkatkan kualitas informasi. Transformasi
digital pada teknologi pengolahan suara telah meningkatkan kualitas informasi yang diterima pengguna layanan.
"Peningkatan kualitas informasi tersebut bermula dari representasi data secara digital, peningkatan frekuensi sampling, pemanfaatan psychoacoustic model, hingga penggunaan audio multi-kanal untuk menyertakan
karakteristik 3 dimensi dari sinyal suara," kata Prof. Ikhwana.
Kemudian Prof. Dr. dr. Yuliarni Syafrita, Sp.N (K) sebagai Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Neurologi pada Fakultas Kedokteran Unand, dengan judul orasi ilmiah, Mengenal Fungsi Kognitif Terkait Usia Dalam upaya meningkatkan kulitas hidup.
Melalui orasinya, Ia mengatakan, latihan fisik secara teratur, terstruktur
dengan intensitas yang cukup, dapat menginduksi perubahan struktural dan fungsional yang penting pada jaringan otak.
"Tak hanya itu, namun dengan
latihan fisik, terbukti dapat meningkatkan volume masa abu-abu otak di daerah
prefrontal dan hipokampus serta
meningkatkan factor- faktor pertumbuhan di
otak," kata Prof. Yuliarni.
Prof. Dr. Ir. Febrin Anas Ismail, M.T. sebagai Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Mekanika Teknik dan Rekayasa Struktur pada Fakultas Teknik Unand, judul orasi ilmiah Local wisdom dalam mitigasi bencana studi kasus : Rumah Masyarakat di Minangkabau.
Prof.Dr. Ir. Febrin Anas Ismail, M.T dalam orasinya mengatakan, rumah tradisional Minangkabau, merupakan Rumah Gadang yang telah menunjukan bagaimana kearifan lokal dalam system strukturnya mampu menahan beban gempa.
Kearifan lokal ini telah diwariskan secara turun menurun melalui tukang tuo yang memiliki kompetensi yang terjaga dengan baik.
"Disisi lain transpormasi budaya telah mengubah masyarakat Minangkabau dalam membangun rumah dengan penemuan material baru berupa semen dan mengubah bangunan rumah Minangkabau dari rumah kayu menjadi rumah tembokan," imbuhnya.
Proses transformasi yang belum sempurna menyebabkan banyak rumah tembokan yang tidak aman terhadap gempa.
Salah satu inovasi dalam mengamankan rumah tembokan terhadap genangan gempa, kata Prof Febrin, adalah dengan perbuatan kawat anyam. "Perbuatan kawat anyam tersebut, dari hasil pengujian meja getar terbukti efektif dan efisien dalam menerima genangan gempa," ucapnya.
Rektor Unand Prof. Dr. Yuliandri. SH. MH mengucapkan selamat kepada ketiga guru besar yang dikukuhkan.
Ia mengungkapkan pencapaian gelar profesor hendaknya tidak mengubah jati diri sebagai ilmuwan. Sejalan dengan itu, integritas pribadi yang unggul pun harus menyertai sebagai pagar dari semua aktivitas keilmuan yang dilakukan sebagai insan akademik.
"Dengan jabatan akademik tertinggi yang telah beliau sandang, tentunya juga tertumpang harapan kita agar beliau-beliau terus mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk kemajuan pelaksanaan tridharma perguruan tinggi kampus ini, serta terus berkarya mewujudkan cita-cita menjadikan Unand sebagai Universitas yang betul-betul menebar manfaat bagi kejayaan bangsa," tuturnya.
Dengan pengukuhan 3 Guru Besar terbut, maka Unand telah memiliki lebih kurang 170 orang Guru Besar Tetap dengan berbagai bidang ilmu.
Tampak hadir pada pengukuhan Guru Besar tersebut, Rektor Unand Periode 2005-2011 Prof. Dr. Ir. Musliar Kasim. MS, para Dekan, Dosen dan karyawan.(R-Dz)