Anggota DPR RI Soroti Kasus Dugaan Beras Sintetis di Bukittinggi, Sumbar -->

Iklan Atas

Anggota DPR RI Soroti Kasus Dugaan Beras Sintetis di Bukittinggi, Sumbar

Sabtu, 07 Oktober 2023
ilustrasi


Bukittinggi - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR) RI dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Ade Rezki Pratama, mengomentari kasus ditemukannya beras yang diduga sintetis di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar). Ia menekankan perlunya meningkatkan edukasi masyarakat untuk mencegah mereka menjadi korban konsumsi beras palsu.


"Pemberdayaan masyarakat melalui komunikasi informasi dan edukasi harus lebih ditingkatkan, beras sintetis jelas merusak kesehatan, salah seorang warga Kota Bukittinggi diduga menjadi korban saat ini," ujar Ade Rezki pada Jumat (6/10/2023).


Ade Rezki menjelaskan bahwa kasus ini menjadi perhatian penting dan merupakan contoh terbaru dari peredaran barang palsu yang melanggar aturan pemerintah.


"Warga menjadi korban, mereka terperdaya dan mungkin hanya karena harganya lebih murah," tambahnya.


Ia juga meminta tindak lanjut dari pihak terkait untuk mengantisipasi kasus serupa, mulai dari penyalur asal barang hingga pemasaran.


"Ade Rezki menegaskan pentingnya edukasi dan informasi agar warga lebih berhati-hati dalam membeli atau mengkonsumsi makanan, obat, atau kosmetik.


"Badan Pengawasan Obat-obatan dan Makanan (BPOM) beserta petugas lain saat ini telah melakukan uji laboratorium terkait penemuan dugaan beras sintetis ini, dan warga sebagai konsumen harus tetap selektif," tegasnya.


Ade Rezki juga menyebut bahwa kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi tentang Keamanan Obat dan Makanan bersama BPOM terus ditingkatkan di seluruh daerah di Sumbar dengan tujuan memantau produk yang aman dan sehat.


"Setiap individu harus aktif berpartisipasi dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang sehat, karena SDM adalah aset utama bangsa yang akan membangun Indonesia, salah satunya dengan memilih makanan dan produk yang sehat," tambahnya.


Sementara itu, Kepala BPOM di Padang, Abdul Rahim, mengonfirmasi bahwa kasus dugaan beras sintetis di Bukittinggi masih dalam tahap uji laboratorium.


"Kepolisian dan Pemerintah Kota Bukittinggi sudah mengirimkan sampelnya, kita tunggu hasil laboratorium, biasanya hasilnya bisa keluar dalam waktu sebulan," jelas Abdul Rahim.


Ia juga memastikan bahwa hingga saat ini belum ada laporan serupa tentang dugaan beras palsu di Sumbar, dan mengimbau masyarakat untuk tetap tenang.


"Sejauh ini belum ada laporan serupa, yang terakhir kasus serupa terjadi di Pekanbaru, Riau, dan hasilnya bukan beras palsu, jadi masyarakat diminta untuk tetap tenang dan melaporkan jika ada yang mencurigakan," tambahnya.


Abdul Rahim juga menyebut bahwa bisa saja beras yang dikonsumsi adalah beras asli namun memiliki kandungan karbohidrat yang berbeda.


"Persepsi berbeda atau bisa saja ada alergi tertentu pada warga yang mengkonsumsinya, kita juga harus memikirkan petani kita," pungkasnya. (dj)