Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Akan Bertemu dengan Pejabat Hamas di Qatar -->

Iklan Atas

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Akan Bertemu dengan Pejabat Hamas di Qatar

Sabtu, 14 Oktober 2023
ilustrasi


Moskow - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov, diperkirakan akan segera mengadakan pertemuan dengan para pejabat Hamas di Qatar dalam beberapa hari mendatang. Pertemuan ini dijadwalkan untuk membahas kemungkinan pembebasan tawanan yang ditahan oleh pejuang Hamas dalam serangan terhadap Israel yang terjadi seminggu yang lalu. Menurut laporan Kantor Berita Rusia, RIA, pada Sabtu (14/10/2023), Bogdanov mengonfirmasi bahwa ia dalam perjalanan menuju Qatar. Tradisinya, diplomat Rusia ini selalu menjalin kontak dengan petinggi Hamas setiap kali ia berada di Qatar.


"Bila mereka bersedia, kami selalu menjaga komunikasi. Terlebih lagi, dalam situasi ini, pertemuan ini sangat penting untuk menyelesaikan masalah praktis, termasuk pembebasan sandera," ujar Bogdanov. Pada Sabtu (7/10/2023), Hamas melancarkan serangan roket besar-besaran secara mendadak terhadap Israel dari Jalur Gaza, yang kemudian memicu Israel untuk menyatakan keadaan perang pada hari berikutnya dan melancarkan serangan balasan.


Pada Senin (9/10/2023), Israel memutuskan untuk memberlakukan blokade total terhadap Gaza, wilayah yang dihuni oleh lebih dari 2 juta penduduk. Tidak hanya itu, pasokan air, makanan, dan bahan bakar untuk penduduk di wilayah Palestina tersebut juga diputus oleh Israel.


Serangan yang dilancarkan oleh Hamas sampai saat ini telah menewaskan sekitar 1.300 orang di pihak Israel, dan sejumlah warga Israel telah disandera oleh pejuang Palestina. Di sisi lain, serangan militer Israel di Gaza sejak satu pekan yang lalu telah menewaskan sekitar 1.900 warga sipil Palestina.


Rusia telah berupaya untuk merumuskan sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB yang memanggil untuk gencatan senjata kemanusiaan. Presiden Rusia, Vladimir Putin, memperingatkan pada Jumat (13/10/2023) bahwa serangan darat Israel di Gaza dapat mengakibatkan jumlah korban sipil yang "tidak dapat diterima."(des)