![]() |
Buya Muslim M. Yatim menyapa masyarakat Nagari Tanjuang Pauh, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota saat jamuan makan siang, Jumat (10/11) kemarin. |
Limapuluh Kota, fajarsumbar.com-Kebersamaan itu tidak harus bernilai mahal. Cukup dengan sebuah jamuan makan siang sederhana saja, anggota DPD-RI, Buya Muslim M. Yatim terus menjalin kebersamaan dengan masyarakat. Ditemani sang istri, senator yang tak pernah lelah turun ke masyarakat ini menjamu masyarakat Nagari Tanjuang Pauh, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota.
Jamuan makan siang dilaksanakan di rumah warga, Jumat (10/11). Jamuan ini ala rakyaik badarai. Makan dengan duduk melantai beralasakan daun pisang. Nikmat sekali.
Pada jamuan makan siang itu, Buya Muslim M. Yatim berkesempatan menyapa masyarakat. Senator yang juga mantan anggota DPRD Sumbar tiga periode ini memuji kebersamaan masyarakat. Dengan kesederhanaan, masyarakat tetap antusias melaksanakan kegiatan bersama-sama. "Kebersamaan itu adalah modal yang sangat berharga. Duduak surang basampik-sampik, duduak basamo balapang-lapang," ujar Buya Muslim M. Yatim.
Menurut Buya Muslim M. Yatim, masyarakat Sumbar masih memegang teguh adat budaya dan falsafah hidup yang diwariskan nenek moyang dahulu. Ikatan dengan nilai-nilai falsafah hidup itu menurut Buya Muslim M. Yatim yang membuat Sumatera Barat dan Ranah Minang secara umum bisa tetap eksis.
Kebersamaan sebagai salah satu prinsip hidup dari nilai-nilai falsafah orang Minang menurut Buya Muslim M. Yatim harus tetap dipertahankan. Bukan saja karena itu adalah identitas orang Minang, tapi nilai-nilai luhur tersebut merupakan benteng dalam menghadang pengaruh buruk di era global.
Dengan kemajuan teknologi informasi, tantangan hidup menurut Buya Muslim M. Yatim sangatlah besar. Saat ini saja misalnya, secara sosial-budaya, generasi hari ini tak hanya menghadapi pengaruh budaya Barat, tapi semua budaya bisa masuk hingga ke kampung-kampung.
Saat ini, anak-anak muda mengindentifikasikan dirinya dengan identitas budaya lain. Ada yang seperti kartun Jepang, seperti artis Korea dan sebagainya. Padahal, tak semua bentuk budaya asing itu bagus untuk generasi hari ini. "Justru saat ini banyak anak-anak kita yang tak tahu dengan adat dan budaya sendiri," ujar Buya Muslim M. Yatim.
Pengaruh budaya asing memang tak bisa dihindari. Tapi, masyarakat harus punya benteng untuk mempertahankan identitasnya sendiri. "Merawat kebersamaan adalah salah satu bentuk upaya menjaga identitas kita," ujar Buya Muslim M. Yatim lagi.
Jamuan makan siang masyarakat Nagari Tanjuang Pauh, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota ini berlangsung penuh kekeluargaan. Masyarakat dari berbagai kalangan tampak hadir. Tak sungkan berbaur dan menikmati menu yang sederhana, tapi nikmat tak terkira. (zal)