![]() |
Syahendra, ST, Sutan Lembak Alam, Walinagari Canduang Koto Laweh Agam priode 2019-2023 (foto.dok.hen) |
Bukit Tinggi - Hamparan lahan pertanian begitu luas. Beragam jenis tanaman holtikutura yang tumbuh subur. Lokasi Bukik Bulek dan Aia Tajun menakjubkan untuk Destinasi Wisata terbarukan yang menjanjikan di Agam.
Warga masyarakatnya ramah dan elok. Saiyo sakato dengan baiyo batido sangat kental. Rasa kekarabatan dan silaturahmi terjaga erat. Kebersamaan membangun Nagari merupakan modal besar demi berkemajuan. Maju bersama sebagai cita-cita untuk diwujudkan sebagai dambaan.
Sebagai contoh, membangun jalan rabat beton sepanjang 5 km dengan lebar 5 meter untuk sarana infrastruktur dalam wilayah Nagari Canduang Koto Laweh, Kecamatan Canduang Kabupaten Agam ini. Jalan rabat beton yang dibangun dengan secara swadaya murni dari masyarakat bernilai sekitar Rp.1,5 Milyar.
Keinginan dan semangat gerakan untuk membangun jalan rabat beton itu, kata Haji Syahendra, ST, Wali Nagari Canduang Koto Laweh priode 2019 - 2023 ketika bincang-bincang dengan Wartawan fajarsumbar.com pada salah satu Pojok Warung, di Canduang, Kamis (16/11/2023), dilatar belakangi minimnya anggaran dari Anggaran Dana Desa (ADD) pada tahun 2019 itu. Sebab, semua dana baik dari ADD, APBD Kabupaten dan Provinsi terfokus kepada stimulus penanganan Covid-19.
Syahendra menyebut, pada satu sisi kita butuh perbaikan jalan sebagai sarana memperlancar lalu lintas masyarakat, sedangkan jalan yang dilalui warga, juga sangat merisaukan ketika itu. Sehingga berkat kebersamaan dengan elemen tokoh masyarakat, maka terbetik semangat gerakan gotong royong untuk membangun jalan rabat beton tersebut.
Ia jelaskan, kesemua warga turun tangan menyinsingkan baju untuk bekerja. Kita juga tercengang, mereka bisa menghadirkan bahan-bahan baku yang dibutuhkan. Seperti bahan kerekel, pasir dan semen tersebut, tiba di titik lokasi yang mau dikerjakan.
"Warga masyarakat bekerja berjibaku tanpa pamrih di ranah ini. Apalagi, adanya partisipasi bantuan dan dukungan dari warga masyarakat di rantau. Tak ketinggalan, kaum Bundo Kanduang juga memberikan konsumsi makan dan minuman kepada peserta gotong royong tersebut. Kita sangat mengapresiasi dan terimakasih atas kerja keras warga masyarakat begitu peduli membangun Nagari" kenang Syahendra terharu.
Pada sisi lain, ucap Syahendra pensiunan karyawan BMUN PLN Wilayah Sumbar itu, Nagari Canduang Koto Laweh memiliki lahan pertanian yang cukup subur dengan hamparan cukup luas. Warga banyak bergerak di pertanian, maka mereka didorong agar mengelola lahan dengan hasil pertanian yang bermanfaat untuk pergerakan ekonomi rumah tangga. Sehingga beragam usaha dan industri rumah tangga (IRT) pun bermunculan bagaikan cendawan tumbuh di kala hujan.
"Pada bidang usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sebagai produk unggulan terus menggeliat. Setidaknya, ada sekitar 110 UMKM berjenis IRT yang ada di Nagari Canduang Koto Laweh. Yang telah berkembang seperti rajutan, tenun, peci Nasional, perabot, konveksi, kue kering dan kerupuk" ungkap Syahendra.
Dia mengemukakan, UMKM IRT ada diantaranya yang belum berkembang. Itu disebabkan packing masih manual, pemasaran masih off line, legalitas izin, label halal, branding PIRT, dan NIB. Hal ini, sangat urgen sekali untuk diatasi. Tentu, adanya sosialisasi dan bimbingan serta pencerahan dari Pemkab Agam melalui Dinas Perindagkop dan UMKM.
"Dan sangat menarik lagi, telah ada pula budi daya pengembangan "beras merah" di Nagari Canduang Koto Laweh. Produksi beras merah ini telah masuk ke Mini Market "Hocki Store". Permintaan jenis beras merah cukup tinggi, tetapi lahan produksi pertanian masih rendah. Untuk itu, perlu juga sentuhan dari pihak Dinas Pertanian memberikan pencerahan kepada petani" saran Syahendra.
Diketahui, Nagari Canduang Koto Laweh dengan luas 1.962 Ha berpenduduk 9.634 jiwa terdiri dari lelaki 4.745 jiwa dan perempuan 4.889 jiwa. Kesemua penduduk berprofesi petani, peternak, ASN, guru, kesehatan dan wiraswasta.
Untuk kedepannya Nagari Canduang Koto Laweh Agam ini, maka perlu dikembangkan pada sektor Pariwasata Bukik Bulek, Aia Tajun, Wisata Agro, Situs Cagar Budaya Masjid Raya Bingkudu, Cagar Budaya Makam Lareh Canduang.
Sedangkan Nagari Canduang Koto Laweh ini terdiri dari 11 Jorong. Yakni Jorong Putiramuh, Jorong Labuang, Jorong 100 Janjang, Bingkudu, Canduang Guguak Katiak, Jorong XII Kampuang, Jorong III Suku, Jorong III Kampuang, Gantiang Koto Tuo, Batu Balantai dan Jorong Lubuak Aua.
Lembaga Pendidikan disini adalah Perguruan Tinggi Mahad Ali Syekh Sulaiman Ar-Rasuli, MTI Canduang, MTI At.Taqwa, MUS V Suku, MTsN, SMP, MIN, SD, TK, dan PAUD.
Program sosial yang sudah dibentuk dan telah berjalan adalah kegiatan Ta'ziah Nagari dan Wirid Pengajian bulanan digilir kepada 10 Masji yang dihandel Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Canduang Koto Laweh.
Menggiatkan Sanggar Seni "Cangkoka Sehati", Rebano untuk usia remaja dan anak-anak, kegiatan Pasamabahan dan Kajian Adat, Festival Alek Nagari, Lomba Masak Pangek, Parade Baju Kuruang Basiba, giat gotong royong di masing wilayah Jorong.
Kemudian, telah aktifnya lembaga-lembaga Nagari, terbentuknya Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), terbentuk Taman Baca Buku Jorong, telah adanya Unit Pengumpul Zakat (UPZ), dan membentuk BUMNag.
Prestasi Juara Umum TP-PKK Tingkat Provinsi Sumbar tahun 2021, Juara 2 Vidio Wisata Tingkat Kabupaten Agan tahun 2021. Juga Nagari Canduang Koto Laweh, Agam bertekad akan menjadi "Nagari Wisata" dengan alasan telah terbentuknya Pokdarwis, pun didukung potensi alam yang menakjubkan di Bukik Bulek dan Aia Tajun.(saco).