![]() |
Deretan produk israel yang diboikot dunia |
Jakarta - Konflik yang terus berlangsung di Timur Tengah antara Israel dan Palestina telah memicu reaksi di seluruh dunia, termasuk gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) terhadap produk dan teknologi Israel. Sabtu (11/11/2023), kita merangkum tiga fakta terkait produk teknologi Israel yang diboikot dunia, serta deretan produk Israel yang dijual di Indonesia.
1. Produk Teknologi Israel yang Diboikot Dunia
Akibat konflik yang terus berlanjut, enam produk teknologi Israel mendapat sorotan boikot dari dunia. Diantaranya adalah:
PillCam: Teknologi kamera miniatur dalam pil untuk memvisualisasikan dan mendeteksi gangguan saluran pencernaan.
Firebolt: Perusahaan penyedia data cloud yang menyederhanakan akses dan analisis data.
Waze: Aplikasi navigasi dan peta, sebelum diakuisisi oleh Google.
Jolt: Startup ed-tech yang berfokus pada pengembangan talenta.
HP: Brand ternama yang menyediakan laptop, ponsel, dan printer.
Siemens: Terlibat dalam proyek ilegal EuroAsia Interconnector di pemukiman Palestina.
2. Produk Israel yang Dijual di Indonesia
Meski terjadi gerakan boikot di beberapa negara, beberapa produk Israel tetap dapat ditemukan di pasaran Indonesia. Beberapa di antaranya adalah:
Teva Pharmaceutical Industries: Perusahaan farmasi asal Israel.
Taf Toys: Perusahaan perlengkapan bayi.
ZAG Industries Ltd: Menyediakan peralatan pertukangan dan peralatan rumah tangga.
Jeruk Shantang: Produk jeruk yang telah masuk pasar Indonesia sejak 2012.
Ahava: Produk kecantikan, termasuk pelembab, serum, dan pembersih.
3. Maraknya Gerakan Boikot Produk Israel
Gerakan BDS semakin marak di beberapa negara sebagai respons terhadap perang Israel-Hamas. BDS bertujuan memberikan tekanan ekonomi pada Israel untuk mengakomodasi hak setara bagi Palestina. Gerakan ini mencakup perusahaan yang terlibat dalam pemukiman ilegal, eksploitasi sumber daya alam Palestina, dan penggunaan tenaga kerja Palestina sebagai pekerja murah.
Reaksi dunia terhadap produk Israel memperlihatkan bahwa ketegangan di Timur Tengah tidak hanya terbatas pada aspek politik, tetapi juga mencuat ke dalam ranah ekonomi dan perdagangan global.(BY)