![]() |
Anak-anak Karate disalah satu Kota Pariaman sedang mengikuti latihan rutin. Doc |
Kota Pariaman- Ketidak jelasan mengenai ijazah anak dan diduga oknum pelatih karate melakukan intimidasi terhadap anaknya yang ikut berlatih disalah satu tempat di Kota Pariaman, seorang orang tua atlet menuntut pihak pengurus provinsi agar mengambil tindakan tegas.
Paul (48 tahun) salah seorang dari orang tua atlet karate di Kota Pariaman mengatakan bahwa dirinya merasa dirugikan akibat dari perbuatan oknum pelatih terhadap dirinya dan anaknya yang ikut berlatih sudah 5 tahun.
Sampai sekarang, kata Paul lagi ijazah anak saya masih kuning padahal sabuk yang dipakai setiap latihan yaitu sabuk biru terakhir. Padahal, setiap kali mengikuti ujian kenaikan sabuk selalu diberikan uang ujian kepada pelatih.
"Sudah 5 tahun kedua anak saya ikut berlatih, dengan oknum pelatih karate di Kota Pariaman. Namun, ijazah karate hingga sekarang yang diperoleh masih kuning. Padahal, semestinya sudah ada ijazah hijau, dan biru," kata Paul dengan nada heran
Dirinya sudah sering menanyai perihal ijazah anaknya yang belum juga keluar, padahal setiap ujian uangnya selalu lunas diberikan kepada pelatih. "Kok bisa belum keluar juga ijazah anak saya, ada apa ini? ujarnya penuh tanda tanya.
Dari informasi pelatih, kata Paul ijazah anak yang belum juga keluar karena masih menunggu pihak pengurus provinsi untuk mengeluarkan sebagai pihak yang berkompeten dalam mencetak ijazah atlet karate yang bertempat di Padang.
Yang mirisnya lagi, kata Paul malahan anaknya yang menjadi korban pencekalan dari salah satu pertandingan kemarin di Padang. "Hingga kini, anak saya mangalami trauma, dan demam tinggi akibat dari pencekalan tersebut. "Ini jelas-jelas, pembunuhan karakter bagi anak saya," ujarnya.
"Untuk pribadi saya selama ini masih baik-baik saja dengan oknum pelatih tersebut, namun dengan kelakuan seperti ini saya tidak terima dan akan menuntut pihak pengurus provinsi agar lebih bijaksana dalam mengatasi permasalah yang terjadi pada anak saya, jika dibiarkan terpaksa dilanjutkan jalur hukum," kata Paul dengan tegas
Sementara itu, dewan pengurus Sumbar yang namanya tidak ingin disebutkan saat dihubungi melalui telepon seluler mengatakan jika benar itu terjadi yang dilakukan oleh oknum pelatih kepada salah satu atlet karate, dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada orang tua murid.
Karena katanya, uang ujian itu sendiri tidak pernah diterima oleh pihak pengurus provinsi. Namun, atas kejadian ini tentu dirinya akan membicarakan dengan dewan guru lainya untuk diambil tindakan tegas. (Tim)