SKK Migas Akui Penggunaan Rig Buatan Lokal Belum Maksimal -->

Iklan Atas

SKK Migas Akui Penggunaan Rig Buatan Lokal Belum Maksimal

Rabu, 15 November 2023
Rig di Blok Rokan, Riau.


Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengakui bahwa penggunaan rig buatan lokal masih belum maksimal dalam kegiatan hulu minyak dan gas bumi (Migas), meskipun kualitas rig tersebut sudah layak. Ketua Panitia Forum Kapasitas Nasional, Erwin Suryadi, mengungkapkan bahwa kendala utama terletak pada riset dan pengembangan yang memerlukan perhatian lebih lanjut.


Dalam upaya meningkatkan pemanfaatan rig lokal, SKK Migas kini merancang sebuah ekosistem yang melibatkan pelaku usaha, pabrikan, vendor, serta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai penunjang industri hulu migas. Kolaborasi ini melibatkan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan sektor perbankan, dengan tujuan memberikan dukungan yang lebih besar terhadap produk-produk lokal.


"Ini adalah kendala dukungan. Himbara, bersama 8 konsorsium asuransi, akan mendukung ekosistem ini. Dengan melibatkan perbankan, kita memberikan jaminan atas kebutuhan rig lokal yang dibutuhkan oleh KKKS," ujar Erwin Suryadi pada konferensi pers di Jakarta pada Rabu (15/11/2023).


Beliau menekankan perlunya memberikan kesempatan kepada perusahaan lokal untuk terlibat dalam kegiatan hulu migas. Menurutnya, perusahaan nasional mampu memenuhi kebutuhan industri hulu migas dan seharusnya diberi ruang lebih besar.


Pendapat serupa juga disampaikan oleh Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf. Ia menyatakan bahwa SKK Migas akan terus memperkuat kapasitas pelaku usaha, pabrikan, vendor, serta UMKM sebagai penunjang industri hulu migas. Hal ini dibuktikan dengan capaian Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 61,18% selama periode Januari hingga Oktober tahun ini.


"Capaian TKDN ini melampaui target pemerintah sebesar 57%, yang mencerminkan keberhasilan langkah-langkah yang telah diambil dalam mendukung industri hulu migas," tambah Nanang Abdul Manaf.


Sejalan dengan Rencana Strategis Indonesia Oil and Gas (IOG) 4.0, SKK Migas berkomitmen untuk memperkuat demand/supply, pengembangan kompetensi, dan penguatan kebijakan. Target strategis pada 2030 mencakup produksi minyak 1 juta barrel dan gas bumi sebanyak 12 miliar standar kaki kubik per hari, peningkatan multiplier effect industri hulu migas, serta kelestarian lingkungan.


Nanang Abdul Manaf menyampaikan hal ini saat memaparkan capaian kegiatan rangkaian Forum Kapasitas Nasional III Tahun 2023 di lima area kerja SKK Migas, mencakup Jawa, Bali, Madura, Nusa Tenggara, Papua, Maluku, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera Bagian Utara, dan Sumatera Bagian Selatan.


SKK Migas saat ini tengah menyiapkan penyelenggaraan Forum Kapasitas Nasional III 2023 di Jakarta pada 23-24 November 2023, yang diharapkan menjadi puncak kegiatan Forum Kapasitas Nasional tahun ini. Dalam forum ini, SKK Migas akan memperkuat demand dan supply di berbagai tingkatan, baik dalam skala daerah, nasional, maupun internasional, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.(BY)