BNPB Tetap Fokus, Sistem Peringatan Dini dan Kolaborasi Pencegahan Bencana -->

Iklan Atas

BNPB Tetap Fokus, Sistem Peringatan Dini dan Kolaborasi Pencegahan Bencana

Senin, 29 Januari 2024
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Suharyanto memberikan arahan kepada seluruh pegawai BNPB 


Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan sistem peringatan dini multiancaman bencana, mengingat bahwa Indonesia merupakan zona cincin api dan negara maritim yang senantiasa menghadapi risiko bencana alam.


Kepala BNPB, Suharyanto, menyatakan, "Kami terus mengembangkan program peringatan dini untuk tsunami dan mengupayakan peningkatan dalam penanganan bencana-bencana lainnya." Hal ini disampaikannya dalam konferensi pers di Jakarta pada hari Minggu.


Pada tahun 2023, BNPB bersama dengan kementerian/lembaga terkait berhasil mengurangi jumlah kebakaran hutan dan lahan melalui upaya pencegahan yang lebih proaktif dan kolaborasi yang erat antarpihak.


"Selama El Nino pada tahun 2015, sekitar 2,6 juta hektar hutan dan lahan terbakar. Angka ini turun menjadi 1,6 juta hektar pada tahun 2016, dan pada tahun 2023, hanya sekitar 1,1 juta hektar yang terdampak," jelasnya.


Meskipun luas wilayah yang terkena dampak kebakaran hutan dan lahan cukup besar, Suharyanto menekankan bahwa tidak ada asap yang menyebar ke negara tetangga.


"Kolaborasi dan pencegahan merupakan kunci utama. Kami bertindak lebih cepat dalam melaksanakan tugas-tugas ini. Menariknya, meskipun El Nino pada tahun 2023 lebih kuat dibanding tahun 2019, dampaknya lebih kecil pada tahun 2019. Biaya dan sumber daya yang dikeluarkan pada tahun 2023 juga relatif lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya," tambahnya.


Suharyanto juga menyoroti bahwa tantangan ke depan masih kompleks dan berat, terutama dengan munculnya banjir di beberapa daerah pada awal tahun ini.


Beliau mendorong pegawai BNPB untuk bersatu dan merespons dengan cepat setiap kejadian bencana. Selain itu, ia mencatat bahwa banyak gunung api aktif yang meletus pada akhir tahun 2023. Saat ini, BNPB memberikan perhatian khusus pada Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores, Nusa Tenggara Timur, yang memiliki status level IV atau awas.


"Terdapat enam ribu orang pengungsi di daerah tersebut, tertahan selama berminggu-minggu. Sebelumnya, Deputi VI BNPB sudah melakukan kunjungan ke sana, dan saya berencana untuk segera melihat langsung kondisi di lokasi tersebut," pungkas Suharyanto.(des)