Krisis di Laut Merah Menghantui Dunia Otomotif, Volvo dan Tesla Berhenti Produksi -->

Iklan Muba

Krisis di Laut Merah Menghantui Dunia Otomotif, Volvo dan Tesla Berhenti Produksi

Selasa, 16 Januari 2024

Volvo C40.


Jakarta - Kesulitan di Laut Merah akibat blokade oleh pasukan Houthi Yaman terhadap kapal-kapal yang menuju ke Israel tidak hanya berdampak pada ketegangan geopolitik, tetapi juga memengaruhi produksi mobil global. Beberapa produsen mobil terkena dampak, termasuk Volvo dan Tesla.


Menurut laporan dari Carscoops pada Senin (15/1/2024), Volvo terpaksa menghentikan produksi model Volvo XC40 dan Volvo C40. Di sisi lain, Tesla, produsen mobil listrik, langsung menghentikan produksi semua mobil listrik buatannya yang diproduksi di Giga Berlin, Jerman. Penghentian produksi ini dijadwalkan mulai tanggal 29 Januari 2024 hingga 11 Februari 2024.


Langkah ini diambil karena konflik di Laut Merah telah memaksa kedua produsen ini untuk mengubah rute distribusi mereka. Konflik antara pasukan Houthi dengan militer Amerika Serikat (AS) dan Inggris di Laut Merah mengakibatkan perubahan jalur logistik yang semula menggunakan kapal laut.


Sam Fiorani, seorang analis dari AutoForecast Solutions, menyatakan bahwa Terusan Suez telah lama menjadi jalur distribusi yang penting. Dia percaya bahwa krisis di Laut Merah tidak hanya memengaruhi Volvo dan Tesla, tetapi juga merek mobil lainnya. Terlebih lagi, merek-merek tersebut memiliki ketergantungan tinggi dengan China, sehingga produksi mobil secara keseluruhan terancam terdampak.


"Tesla sangat bergantung pada China untuk komponen baterai, yang membuat produksi Tesla dalam bahaya," jelas Sam Fiorani.


Di sisi lain, beberapa merek mobil mencoba menemukan solusi untuk mengatasi situasi ini. Stellantis, misalnya, mencoba mengirim mobil ke Asia dan Eropa melalui jalur udara selama krisis di Laut Merah. Mereka berencana memanfaatkan pesawat kargo terbatas selama periode ketegangan berlangsung.


"Krisis saat ini di Laut Merah belum berdampak pada proses produksi mobil," ujar juru bicara Stellantis.(BY)