MTI Al-Jamiliyah Kampuang Perak Kota Pariaman Tertua Berdiri ; Lulusan Terima Ijazah Kitab Kuniang dan Negara -->

Iklan Muba

MTI Al-Jamiliyah Kampuang Perak Kota Pariaman Tertua Berdiri ; Lulusan Terima Ijazah Kitab Kuniang dan Negara

Senin, 15 Januari 2024
Catatan ; Haji Adri Ahmad, S.Hi, MA, Tuangku Imam Muda,
Dewan Penasehat MTI Al-Jamiliyah Kampuang Perak Kota Pariaman (foto.dok.saco)


Sesungguhnya kehadiran Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Al-Jamiliyah di Pariaman bukanlah sesuatu yang baru, baik dari sisi masa berdirinya maupun jumlah MTI di Pariaman.


Dalam beberapa catatan ditemukan, bahwa MTI Al-Jamiliyah bertransformasi dari halakah surau menjadi madrasah pada tahun 1945 di bawah kepemimpinan Abuya Muhammad Yusuf Jamil bin Syekh Muhammad Jamil al-Khalidi.


Dia mendirikan sekembali dari belajar agama kepada Syekh Muhammad Jamil Jaho, sebagai pendiri MTI Jaho dan organisasi Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI).


Artinya, MTI Al-Jamiliyah termasuk pada angkatan kedua perkembangan MTI di Minangkabau. Itupun setelah berdirinya MTI Canduang di Agam, MTI Jaho di Padang Panjang, dan MTI Tobek Gadang di Payakumbuh pada tahun 1928.


Sehingga pada sisi lain, MTI Al-Jamiliyah merupakan salah satu dari MTI yang masih ada berdiri kokoh di Pariaman.


MTI Al-Jamiliyah: Varian Baru Pendidikan Islam


Kabupaten Padang Pariaman merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak lembaga pendidikan keagamaan Islam seperti halakah dan pesantren. Termasuk Kota Pariaman, meskipun sudah terpisah secara administratif dengan Padang Pariaman.


Tetapi tradisi pendidikannya masih tetap bertahan dengan tradisi pendidikan tuanku, baik pada halakah surau maupun pesantren, maka tipe pendidikan keagamaan Islam di Padang Pariaman dan Kota Pariaman dapat diklasifikasikan pada beberapa tipe yaitu :


Pertama, pengajian kitab kuning yaitu pengajian halakah surau Tuanku yang melaksanakan pengajian kitab tetapi belum terstruktur dan sistematis, baik waktu dan sistem pembelajaran maupun tingkatan kitab-kitab yang dipelajari. Jumlah halakah surau ini, masih ada tetapi tidak begitu banyak jumlahnya.


Kedua, pengajian kitab kuning dalam bentuk dirasah islamiyah dengan pola muallimin yaitu pendidikan yang sudah bertingkat dan berjenjang. Kitab yang digunakan sudah bervariasi, baik mata pelajaran maupun tingkat kesulitannya.


Umumnya, halakah ada tingkat dasar dengan belajar kitab-kitab matan, seperti matan al-Ujrumiyah, matan al-Bina, matan al-Taqrib dan lain-lain. Ada pula tingkat menengah dengan kitab syarah yang sudah tidak berbaris.


Ketiga, pengajian kitab kuning dan menyelenggarakan pendidikan salafiyah. Dan. Kurikulum kitab kuning sebagai kurikulum utama, sehingga lebih dominan dan diajarkan dari pagi sampai siang, bahkan berlanjut malam. Aktivitas di Asrama juga lebih dominan pada penguasaan kitab kuning.


Sedangkan pendidikan salafiyah sebagai bentuk diselenggarakannya sistem pendidikan nasional di pesantren, maka diajarkan setelah salat zuhur sampai sore. Pembelajaran antara kitab kuning dan salafiyah dilaksanakan secara terpisah.



Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan bahwa belum ada Pondok Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan madrasah, baik tingkat Tsanawiyah maupun Aliyah dengan sistem pendidikan yang memadukan antara pendidikan agama dan umum secara integral.


Tipe pendidikan yang melaksanakan kurikulum kitab kuning dan madrasah, biasanya dilakukan pada lembaga pendidikan MTI yang umumnya hari ini, tersebar pada banyak tempat di Sumatera Barat.


Oleh karena itu, maka MTI Al-Jamiliyah sebagai bagian dari sistem pendidikan MTI, memilih untuk menyelenggarakan pendidikan kitab kuning dan madrasah yang dilaksanakan secara integral.


Artinya, kitab kuning masih menjadi prioritas utama mata pelajaran, tanpa mengabaikan pengetahuan umum dan diselenggarakan pada waktu yang tidak terpisah-pisah.


Itulah sebabnya, MTI Al-Jamiliyah hadir sebagai pambangkik batang tarandam. Karena, pernah jaya pada masa kepemimpinan Abuya Muhammad Yusuf Jamil.


Sekaligus, sebagai varian baru pendidikan keagamaan Islam di Padang Pariaman dan Kota Pariaman. Yaitu pendidikan kitab kuning yang menyelenggarakan sistem pendidikan madrasah.


Oleh sebab itu, warga masyarakat yang berminat memasukan putera puterinya ke MTI Al-Jamiliyah Kampuang Perak Kota Pariaman, disilahkan mendaftar disana.


Karena, lulusan MTI Al-Jamiliyah akan memiliki 2 (dua) Ijazah. Yakni Ijazah Kitab Kuniang yang dikeluarkan Pimpinan Pondok, dan Ijazah Madrasah yang dikeluarkan Negara.