Nyaris Ditutup, SMA 9 Solok Selatan malah Jadi Sekolah Unggul -->

Iklan Muba

Nyaris Ditutup, SMA 9 Solok Selatan malah Jadi Sekolah Unggul

Rabu, 10 Januari 2024
Anggota DPRD Sumbar, Rahmat Saleh bersama majelis guru dan ninik mamak setempat saat peresmian SMA 9 Solsel menjadi perintis sekolah unggul berasrama. Semula, sekolah ini akan ditutup. Tapi, Rahmat Saleh memperjuangkannya dan malah menjadikannya sekolah unggul.


Solok Selatan, fajarsumbar.com-Menjadi sekolah yang hendak ditutup karena keterbatasan jumlah siswa, SMA Negeri 9 Solok Selatan malah diresmikan sebagai sekolah unggul berasrama. Berkat perjuangan anggota DPRD Sumbar, H. Rahmat Saleh, SMA 9 tak jadi ditutup. Dengan bantuan Rahmat Saleh, SMA 9 malah menjadi perintis sekolah unggul di Solok Selatan.


Persemian SMA 9 Solok Selatan menjadi sekolah unggul berasrama dilaksanakan Selasa (9/1) kemarin. Kepala SMA 9 Solsel, Hilda menceritakan kisah heroik penyelamatan sekolah ini.


Dengan rasa haru dan mata berkaca-kaca, Hilda mengungkapkan, tahun 2022 kemarin, sekolah ini hendak ditutup. Kabar penutupan sekolah ini sudah dilayangkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar. Sebab penutupan SMA 9 menurut Hilda karena jumlah siswanya hanya 11. Sementara, jumlah guru mencapai 22 orang. "Dinas Pendidikan sudah menyampaikan perihal penutupan sekolah ini," ujar Hilda.


Keajaiban tiba-tiba terjadi. Berangkat dari kunjungan anggota DPRD Sumbar, Rahmat Saleh yang punya program Sumbar Cerdas dengan memberi pelatihan dan motivasi kepada siswa di sekolah-sekolah. Saat itu, Rahmat Saleh menyampaikan motivasi hanya di hadapan empat siswa kelas XII. Kendati begitu, anggota dewan yang satu ini tetap bersemangat dan bahkan menantang para siswa dan majelis guru.


Rahmat Saleh menantang pihak sekolah dengan tiga tantangan. Pertama, komitmen untuk memberikan garansi kepada siswa yang bersekolah di sini akan diterima di perguruan tinggi. Kemudian, menguasai minimal satu bahasa international. Dan, hafal minimal 3 juz Al-Qur'an. "Pak Rahmat Saleh akan membantu menyelamatkan sekolah SMA 9 dari sekolah yang mau ditutup menjadi sekolah unggul. Kemudian kami seluruh guru sepakat menerima tantangan ini," kenang Hilda.


Rahmat Saleh memberikan anggaran dana pokok pikiran senilai  hampir Rp 2, 5 miliar. Anggaran itu digunakan untuk pembangunan asrama putra dan putri, sarana prasaran asrama, laboratorium komputer, alat-alat kesenian, lapangan olah raga, pagar asrama serta gerbang sekolah. Dengan begitu, SMA 9 Solok Selatan bisa diresmikan menjadi sekolah unggul ber asrama dan siswa sudah menjadi 44 orang.


Seumpama from zero to hero. Majelis guru dan masyarakat setempat menurut Hilda sudah patah arang dan bersedih dengan akan ditutupnya sekolah. Tapi, anggota DPRD Sumbar datang menyelamatkan seperti seorang pahlawan. "Terimakasih Pak Rahmat Saleh Pahlawan Penyelamat Sekolah kami," ujar Hilda dengan suara terbata-bata.


Keberadaan SMA 9 Solsel sebagai perintis sekolah unggul berasrama juga membanggakan masyarakat setempat. Ketua Komite SMA 9 yang juga ninik mamak Lasuang Batu Kecamatan Pauh Duo, Datuak Patiah mengungkapkan betapa terharunya masyarakat melihat SMA 9 kini menjadi sekolah unggul. Padahal, sekolah ini nyaris akan ditutup.


Datuak Patiah menyampaikan rasa terima kasih secara khusus kepada anggota DPRD Sumbar, Rahmat Saleh. "Pak Rahmat Saleh ko ibaraik kami sadang kehausan, aia datang. Di tengah kecemasan sekolah di nagari kami mau ditutup, Rahmat Saleh datang menyelamatkan. Maka kami selalu ninik mamak di Lasuang Batu ko memberikan penghargaan kepada beliau dengan mengangkat Rahmat Saleh sebagai anak kemenakan kami di bawah panji Datuak Patih Pauh Duo," ujar Datuak Panjang.


Sebagai ungkapan terima kasih ninik mamak dan masyarakat, Rahmat Saleh dianugerahi gelar Malin Bandaro Sati. "Rahmat Saleh kami kasih gelar Malin Bandaro Sati dan sudah dilewakan," ujar Datuak Patiah lagi.


Dalam kesempatan peresmian sekolah  anggota DPRD Sumbar, Rahmat Saleh memberikan apresiasi kepada semua pihak atas diresmikannya SMA 9 Solsel unggul berasrama. " Ini semua karya kita bersama, kepala sekolah, teman teman sesama anggota DPRD, ninik mamak dan dinas pendidikan Sumatera Barat," ujar Rahmat Saleh Malin Bagindo Sati yang sudah 10 tahun di DPRD Provinsi Sumbar ini. (zal)