Tantangan Oversupply Nikel, Analisis Situasi dan Dampaknya bagi Ekonomi -->

Iklan Atas

Tantangan Oversupply Nikel, Analisis Situasi dan Dampaknya bagi Ekonomi

Jumat, 26 Januari 2024

 

Dampak Kelebihan Nikel Indonesia.

Jakarta - Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) mengungkapkan situasi nikel mulai April 2023 hingga sekarang. Harga nikel mengalami penurunan dan industri nikel terkena dampak yang signifikan.


Meidy Katrin Lengkey, Sekretaris Jenderal APNI, menyatakan bahwa tidak hanya Indonesia, bahkan Australia juga mengalami penutupan beberapa tambang nikel.


"Alhamdulillah, Indonesia masih dapat bertahan dalam kondisi penurunan harga nikel," ujar Meidy.


Menurut APNI, salah satu faktor penurunan harga nikel global sejak tahun lalu adalah adanya kelebihan pasokan nikel dari Indonesia.


"Di sisi lain, kita seharusnya bangga dengan keberhasilan industri hilir nikel di Indonesia, tetapi terlalu berlebihan dan melebihi kapasitas," tambah Meidy.


Berdasarkan data APNI, saat ini terdapat 81 pabrik yang telah memproduksi nikel. Ini berarti pabrik-pabrik tersebut menggunakan bijih nikel Indonesia untuk menghasilkan nikel olahan.


Sebanyak 4 dari 81 pabrik tersebut telah mengolah hidrometalurgi menjadi MHP, bahan baku untuk baterai seperti nikel, mangan, dan kobalt.


Terkait kelebihan pasokan nikel nasional, Meidy menyatakan bahwa hal ini disebabkan oleh penurunan permintaan nikel saat ini.


"Akibat dari kelebihan pasokan nikel dunia, termasuk dari Indonesia, sebagian besar nikel olahan dikirim ke China," jelasnya.


Menurut data APNI, penurunan signifikan dalam kondisi ekonomi China memiliki dampak pada penurunan harga nikel. Permintaan nikel olahan dari Indonesia, terutama untuk stainless steel, banyak berasal dari China.


Namun, dalam industri kendaraan listrik (EV), baterai yang umum digunakan saat ini adalah jenis LFP (Lithium Iron Phosphate), yang masih kurang menggunakan nikel. Beberapa faktor seperti harga dan kebutuhan akan komponen lain dalam baterai EV mempengaruhi hal ini.(BY)