Analisis Impor Beras Indonesia, Perbandingan Bulanan dan Tahunan -->

Iklan Atas

Analisis Impor Beras Indonesia, Perbandingan Bulanan dan Tahunan

Minggu, 18 Februari 2024

RI impor beras di Januari 2024


Jakarta - Pemerintah Indonesia telah mengimpor beras sebanyak 443 ribu ton pada bulan Januari 2024. Jumlah impor beras ini mengalami penurunan sebesar 16,73% jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, namun meningkat sebesar 135,12% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.


Sebelumnya, Perum Bulog telah menetapkan target untuk mengimpor 2 juta ton beras sepanjang tahun 2024. Langkah ini diambil untuk memastikan ketersediaan beras selama bulan Ramadhan dan Lebaran, serta mengantisipasi kekurangan pasokan sebelum musim panen besar, serta untuk menghadapi kemungkinan masa paceklik di tahun ini.


Diperkirakan masa paceklik akan terjadi pada bulan Juni, Juli, dan Oktober tahun ini. Oleh karena itu, pasokan beras untuk program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) atau operasi pasar harus tetap tersedia.


Berikut adalah 3 fakta terkait impor beras oleh Indonesia:


Nilai Impor Beras mencapai USD279,2 juta

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), impor beras Indonesia pada bulan Januari 2024 mencapai nilai sebesar USD279,2 juta.


"Nilai impor beras pada bulan Januari 2024 mencapai USD279,2 juta. Untuk perbandingan, impor beras pada bulan Januari 2023 sebesar USD118,7 juta," ungkap Plt Kepala BPS Amalia Widyasanti dalam konferensi pers.


Mayoritas Impor beras berasal dari Thailand

Amalia menjelaskan bahwa mayoritas impor beras Indonesia berasal dari Thailand, dengan jumlah mencapai 237,64 ribu ton, diikuti oleh Pakistan sebesar 129,78 ribu ton, dan Myanmar sebesar 41,64 ribu ton.


"Dari Thailand, impor beras senilai USD153 juta, dari Pakistan senilai USD79,3 juta, dan dari Myanmar senilai USD23,98 juta. Meskipun terjadi penurunan nilai impor beras secara bulanan sebesar 16,73%, namun secara tahunan terjadi peningkatan sebesar 135,12%," jelasnya.


Impor beras mengikuti arahan pemerintah

Amalia mengakui bahwa tidak dapat diprediksi kapan impor beras akan meningkat. Menurutnya, hal ini tergantung pada kebijakan yang diambil oleh pemerintah.


"Proses impor beras ini tidak bisa diprediksi kapan akan meningkat karena sangat tergantung pada kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah," tambahnya.(BY)