Optimalisasi Peran Keluarga, Sekolah dan Masyarakat Dalam Membentuk Karakter Siswa Unggul -->

Iklan Atas

Optimalisasi Peran Keluarga, Sekolah dan Masyarakat Dalam Membentuk Karakter Siswa Unggul

Sabtu, 10 Februari 2024
Oleh ; Alfian Tarmizi, S.PdI, M.Pd
Kepala SDN 10 Ulakan Tapakih,
Kabupaten Padang Pariaman



Kita sepakat bahwa pendidikan bukan hanya tugas guru di sekolah. Kita juga tahu, kalau para orang tua menyerahkan anaknya ke sekolah untuk pintar. Dan, kita juga menyadari, keinginan masyarakat yang majemuk terhadap murid di sekolah agar siap mengaktualisasikan diri mereka di lingkungan masyarakat. 


Pembaca yang budiman.


Tugas pendidikan bukan hanya tertumpang pada guru. Sekolah dan tempat pendidikan formal lainnya, hanya merupakan wadah yang memfasilitasi siswa untuk menemukan konsep melalui berbagai informasi.


Dan, kegiatan itu yang nantinya akan diberi penguatan oleh guru dalam memahami, menerapkan dan mengevaluasi baik secara individu maupun kelompok.


Sehingga murid akan dapat pengalaman dan pemahaman yang lebih bermakna. Selanjutnya, ilmu yang telah diperoleh dapat diuji dengan berbagai projec di sekolah. 


Jadi, semua rangkaian proses rekonstruksi pengetahuan tersebut, akan membentuk karakter peserta didik yang unggul pada berbagai bidang. 


Tentu, prosesnya ini tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Ada 3 (tiga) elemen yang sangat menentukan suksesnya pendidikan ini. 


Pertama, peran alam keluarga. 

Disinilah, anak dapat pendidikan pertama dari orang tua. Orang tua yang sadar akan masa depan anaknya pasti dengan sendirinya mengajarkan tentang tata krama, adab dan sopan santun. Selama lebih kurang 8-10 jam, si anak akan bersosialisasi dengan anggota keluarga di rumah. Proses ini sangat membantu akan kesiapan siswa di sekolah nantinya. 


Kedua, peran alam perguruan sekolah. 

Disini, siswa akan belajar bersosialisasi dengan teman sebaya, kakak kelas, adik kelas, para guru dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah. 


Di alam perguruan ataupun sekolah akan terlihat siswa yang egois, solider, cuek dan berbuat sesuka hati. Itu akibat kebiasaan-kebiasaan yang dibawa dari rumah. 


Guru yang memahami karakter murid beserta kebutuhan mereka tersebut, tentu akan memetakan dan mengelompokkan mereka. Hal demikian untuk memudahkan dalam penanganan berdasarkan perbedaan yang ada di kelas. 


Namun demikian, tugas ini tidaklah mudah. Untuk itu, maka diperlukan dengan  mengidentifikasi ragam karakter dan kebutuhan murid. Sehingga menemukan metode terbaik dalam menuntun mereka sesuai tujuan pembelajaran. 


Jadi, disinilah peran guru profesional dalam memandirikan siswa, mempersiapkan mereka untuk saling berinteraksi satu sama lain. Kemudian, memfasilitasi murid untuk menemukan pengetahuan mereka berdasarkan pengamatan dan pengalaman. 


Kesemua bentuk kecakapan tersebut, diajarkan. Yakni kecakapan kognitif, spiritual, keterampilan dan kecakapan pengelolaan emosional. 


Oleh karena itu, harus ada keseimbangan pendidikan di sekolah dengan pendidikan di rumah. Sehingga keselarasan dan kesinambungan pendidikan berjalan dengan baik. 


Ketiga, alam pergerakan pemuda atau masyarakat.

Alam pergerakan pemuda atau masyarakat, inilah sebagai penguat pendikan karakter, pembanding karakter, dan tempat aktualisasi diri secara sosial emosional. 


Dalam masyarakat, murid akan belajar mengendalikan keinginan-keinginan mereka. Dan, belajar menerapkan sikap mana yang baik dan yang tidak baik untuk dilakukan. 


Respon dari masyarakat sangat berarti dan membantu mereka untuk mengembangkan diri. Sehingga rangkaian ilmu ini, tidak dipelajari di sekolah. Namun, akan dapat diperoleh ketika mereka berhadapat dengan masyarakat yang memiliki karakter yang majemuk. 


Para pembaca yang mulia... 

Ketiga peran dari alam keluarga, alam perguruan dan alam pemuda/masyarakat saling terkait satu sama lain. Saling berhubungan, saling bersinergi untuk menguatkan karakter murid. 


Melalui tulisan ini, penulis ingin menyampaikan bahwa sejatinya murid itu unik dengan segala potensinya. Mereka punya potensi bawaan dari lahir.


Perpaduan genetika sang anak dari dua keluarga akan menghasilkan minat dan bakat yang luar biasa potensial mereka. Kita tinggal mengarahkan potensial yang dimilikinya tersebut. Terutama dari dan oleh guru, orang tua dan masyarakat.


Sehingga mereka kelak bisa menuntun diri sendiri, ia membawa segenap potensi untuk menuju kepada gerbang kesuksesan mereka, tanpa intervensi dari pihak manapun. Being your self ..!


Semoga kita tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan kita semua bisa memahami dan menerapkannya ..?

Salam Merdeka Belajar ..!


Sumber bacaan:

- Ki Hajar Dewantara (Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka) Pustaka Atamajaya, 2013

- Monika Irayati, (Sistem Among dalam Pendidikan) Merdeka Belajar, 2021

- Niranti Cahyadika (Membimbing Murid Memperbaiki Bangsa) Merdeka Belajar, 2022