Permasalahan Beras di Indonesia, Tinjauan dari Perspektif Stok, Distribusi, dan Impor -->

Iklan Atas

Permasalahan Beras di Indonesia, Tinjauan dari Perspektif Stok, Distribusi, dan Impor

Senin, 19 Februari 2024

Fakta Stok Beras Melimpah tapi Harga Selangit.


Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan pernyataan mengenai kelangkaan beras di beberapa ritel modern dan peningkatan harga beras.


Presiden Jokowi menyoroti masalah pasokan beras yang saat ini mengalami kelangkaan di beberapa ritel modern. Kelangkaan beras ini diduga terjadi karena penyaluran bantuan sosial (bansos) menjelang Pemilu 2024.


Kelangkaan beras juga berdampak pada kenaikan harga beras.


Berikut adalah 7 fakta yang membuktikan stok beras aman namun harga tinggi berdasarkan penelusuran pada Senin, 19 Februari 2024:


Penyaluran Beras SPHP Mencapai 226 Ribu Ton

Direktur Utama Bulog, Bayu Khrisnamurthi, mengungkapkan bahwa penyaluran beras melalui Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) telah mencapai 226.000 ton per tanggal 12 Februari 2024. Beras SPHP merupakan cadangan beras pemerintah yang disalurkan melalui skema subsidi dengan mengacu pada Harga Eceran Tertinggi (HET). Bayu menjelaskan bahwa pihaknya telah mengucurkan 60 ribu ton SPHP dalam 10 hari pertama bulan Februari.


Rincian Pembagian SPHP

Bayu juga merinci bahwa Bulog telah menyalurkan 78 ribu ton SPHP untuk wilayah Jakarta dan Banten. Selama bulan Februari 2024, lebih dari 20 ribu ton telah dialokasikan khusus untuk wilayah tersebut. Dia menyatakan bahwa bantuan pangan yang sementara dihentikan dapat dilanjutkan setelah Pemilu berlangsung.


Jokowi Memeriksa Stok Beras

Presiden Jokowi bersama Dirut Bulog Bayu Krisnamurthi, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, dan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, melakukan pemeriksaan stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang. Jokowi menemukan bahwa stok beras masih melimpah, dan sebelumnya telah memastikan bahwa stok beras di Bulog mencukupi.


Bansos Tidak Mempengaruhi Kenaikan Harga

Presiden membantah bahwa kelangkaan beras terjadi akibat bansos beras 10 kg yang merupakan bantuan pangan pemerintah. Jokowi dengan tegas menyatakan bahwa pemberian bansos beras dapat mengendalikan harga beras agar tidak naik. Dia menjelaskan bahwa bansos membantu mengendalikan suplai beras dan mencegah kenaikan harga.


Banjir Mengganggu Distribusi Beras

Jokowi menyebut bahwa kenaikan harga beras di pasaran disebabkan oleh gangguan distribusi, termasuk banjir di wilayah Jawa Tengah. Jokowi menjelaskan bahwa kelangkaan dan kenaikan harga beras terjadi karena suplai dari hasil panen belum masuk pasar dan distribusi terganggu oleh banjir.


Zulhas Menyebut Penyebab Mahalnya Betas

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyatakan bahwa harga beras yang tinggi disebabkan oleh banyak pedagang beras eceran yang enggan menjual beras dari Perum Bulog. Zulkifli menyebut bahwa hal ini terjadi karena harga beli yang terlalu mahal, sehingga keuntungan bagi pedagang ritel terlalu sedikit. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah meningkatkan subsidi dan pasokan beras ke pasar.


Impor 443 Ribu Ton Beras

Indonesia telah mengimpor beras sebanyak 443 ribu ton pada Januari 2024, dengan nilai USD279,2 juta. Impor beras turun 16,73% secara bulanan, namun naik 135,12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Impor beras terbanyak berasal dari Thailand, diikuti oleh Pakistan dan Myanmar. Faktor panen yang lambat juga disebut sebagai penyebab kelangkaan beras, meskipun pemerintah telah mengatasi hal ini melalui impor.(BY)