Potensi Besar Industri Fashion Indonesia, Strategi Branding untuk Sukses Global -->

Iklan Atas

Potensi Besar Industri Fashion Indonesia, Strategi Branding untuk Sukses Global

Kamis, 08 Februari 2024

Tantangan industri fashion


Jakarta - Potensi industri fashion di Indonesia sangat besar, tetapi tidak terlepas dari tantangan, terutama bagi pelaku usaha UMKM.


Salah satu tantangannya, menurut Co-Founder Prepp Studio, Satria Adiyasa, adalah adanya pakaian impor dalam industri fashion. Untuk mengatasi hal ini, pelaku usaha perlu tetap fokus pada membangun merek (brand) dan berkolaborasi dengan mitra-mitra untuk terus berinovasi.


"Jika kita berbicara tentang fashion tanpa merek, ada banyak dan harganya murah. Namun, kami ingin fokus pada pembangunan merek dan terus berkolaborasi dengan mitra-mitra untuk mencapai tujuan yang sama. Produk dengan merek yang baik dapat meningkatkan kepercayaan konsumen," ujar Satria dalam konferensi pers di Jakarta Selatan pada Rabu (7/2/2024).


Satria juga menekankan bahwa pendirian merek tidak hanya sebatas menjual dan menambah stok produk, tetapi juga tentang bagaimana merek tersebut dapat dikenal dan diterima secara global.


"Merek harus menjadi sesuatu yang dikenal secara global, bukan hanya menjadi kebanggaan lokal. Kita perlu bersaing di tingkat global," tambahnya.


Dalam konteks ini, permintaan masyarakat terhadap produk fashion terus meningkat, terlihat dari tren belanja online di Tokopedia. Aldhy Darmayo, Head of Fashion Category Development Tokopedia, mengungkapkan bahwa data internal Tokopedia menunjukkan bahwa kategori produk fashion menjadi salah satu yang paling laris sepanjang tahun 2023.


"Produk seperti jam tangan, sandal, dan tas menjadi transaksi tertinggi di kategori Fashion Wanita, sementara di Fashion Pria, t-shirt, sneakers, dan tas menjadi favorit," ucap Aldhy Darmayo.


Tidak hanya itu, beberapa wilayah di Indonesia juga mencatat peningkatan signifikan dalam transaksi produk fashion melalui Tokopedia, seperti Raja Ampat (Papua Barat), Yahukimo (Papua Pegunungan), dan Puncak Jaya (Papua Tengah) dengan kenaikan hampir 2 kali lipat.(BY)