Komentar |
| David da Silva menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Liga 1 yang bergulir sejak 2017 |
Fajarsumbar.id - Cerita mengenai David da Silva, pemimpin tim Persib Bandung, yang berhasil menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Liga 1, menarik untuk dibahas. Keberhasilannya ini patut dicatat karena mampu melampaui sejumlah pesepakbola berbakat.
Liga 1 telah berlangsung sejak tahun 2017, sebelumnya dikenal sebagai Liga Indonesia sebelum mengalami perubahan nama bersamaan dengan pergantian operator menjadi PT Liga Indonesia Baru (PT LIB).
David sendiri sudah aktif di Liga 1 sejak tahun 2017 bersama Persebaya Surabaya dan saat ini berseragam Persib Bandung. Pada usianya yang kini 34 tahun, David telah mencetak 85 gol, menjadikannya sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Liga 1!
Menurut data dari Transfermarkt, pencapaian gol David setara dengan Ilija Spasojevic, seorang penyerang naturalisasi yang juga mengoleksi 85 gol sejak Liga 1 dimulai pada tahun 2017.
David menambahkan dua gol lagi dari pertandingan Persib Bandung vs Persija Jakarta pada Sabtu, 9 Maret 2024. Dengan skor akhir 2-1 untuk kemenangan Maung Bandung, koleksi golnya kini mencapai 85 buah.
Prestasinya ini membuat David melampaui beberapa nama penyerang terkenal yang pernah bermain di Indonesia di era Liga 1. Di bawahnya dan Spasojevic, ada Beto Goncalves yang mengoleksi 72 gol.
Selanjutnya, Marko Simic menempati urutan keempat dengan mencetak 68 gol. Ciro Alves, rekan setim David di Persib, melengkapi lima besar dengan torehan 57 gol.
Sementara itu, gelar pemain lokal paling tajam dipegang oleh Samsul Arif Munip. Sejak tahun 2017, bermain untuk lima klub berbeda, ia berhasil mengoleksi total 52 gol!
Namun, jika melihat statistik secara keseluruhan, David bukanlah pemain paling tajam dalam sejarah Liga Indonesia. Berdasarkan data dari PT LIB, Beto Goncalves tetap menjadi top skor sepanjang masa dengan koleksi 260 gol!
Perlu dicatat bahwa posisi David bahkan tidak masuk dalam 10 besar pemain tersubur sepanjang masa di Liga Indonesia, dan hal ini bisa diperdebatkan tergantung pada sumber data statistik yang digunakan.(BY)