GWM lebih pilih luncurkan mobil hybrid ketimbang listrik, ini alasannya. |
Jakarta - Great Wall Motor (GWM) secara resmi memasuki pasar otomotif Indonesia melalui PT Inchcape Indomobil Energi Baru. Produsen asal China ini lebih memilih membawa lini model mobil hybrid daripada mobil listrik.
Baru-baru ini, GWM telah mengumumkan harga dua mobil hybrid. Tank 500 HEV dijual seharga Rp1.196.000.000 atau Rp1,1 miliaran dan Haval H6 HEV dijual seharga Rp595,8 juta.
Direktur Pemasaran PT Inchape Indomobil Energi Baru (GWM), Hari Arfianto, menyatakan bahwa GWM berfokus pada energi terbarukan. Namun, mereka memilih untuk membawa mobil hybrid terlebih dahulu ke Indonesia daripada mobil listrik.
"Jika kita melihat, masyarakat dengan kendaraan hybrid dapat langsung menikmati keunggulan dari dua dunia. Pertama, mobil dengan mesin bakar internal (ICE) memberikan kemudahan untuk mendapatkan sumber energi," ujar Hari di ICE BSD City, Tangerang, Sabtu (2/3/2024).
Dia menjelaskan bahwa semua model yang dipasarkan oleh GWM disarankan menggunakan bahan bakar minyak (BBM) dengan RON 92. Ini membuat emisi yang dihasilkan sangat rendah, terutama ketika digabungkan dengan teknologi hybrid.
"Selain itu, mereka juga dapat merasakan manfaat dari sisi kendaraan listrik, karena bisa menggunakan tenaga baterai saat berjalan dengan kecepatan rendah, misalnya di bawah 35 km/jam. Kemudian, ketika mencapai kecepatan tertentu, mesin bensin akan aktif. Jika diperlukan akselerasi, baterai akan mendukung," jelasnya.
Sebelum memasarkan produknya di Indonesia, GWM telah melakukan survei kepada masyarakat mengenai kendaraan listrik. Dari survei tersebut, ternyata orang Indonesia masih merasa was-was dengan kendaraan listrik dan lebih percaya pada mobil konvensional.
"Hal ini memberikan manfaat di dua sisi, yaitu mesin bakar dan elektrifikasi. Kami berdiskusi dengan pelanggan kami, dan mereka sering merasa khawatir. Pelanggan membutuhkan fasilitas pengisian, terutama untuk perjalanan jarak jauh. Inilah alasan mengapa mobil hybrid menjadi platform yang tepat," ungkapnya.
Menurut Hari, peluncuran mobil listrik di Indonesia masih membutuhkan waktu yang tepat. Selain infrastruktur, masyarakat juga perlu diberikan edukasi yang baik agar penerapannya dapat maksimal.
"Jika masyarakat telah mendapatkan edukasi yang baik dan merasa nyaman dengan mobil listrik tanpa kekhawatiran, secara alami mereka tidak akan membutuhkan dorongan lebih lanjut," tambahnya.(BY)