Luluhlantak Dihantam Banjir Bandang, Pessel Alami Kerugian Rp170 Miliar Lebih -->

Iklan Atas

Luluhlantak Dihantam Banjir Bandang, Pessel Alami Kerugian Rp170 Miliar Lebih

Senin, 11 Maret 2024
Ini salah satu kondisi jalan yang parah setelah dihantam banjir bandang di Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar).


Painan, fajarsumbar.com - Kerugian yang dialami Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat (Sumbar) dari bencana alam tanah longsor dan banjir mencapai Rp170 miliar lebih.


Kalaksa Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar), Rudy Rinaldy mengungkapkan bahwa kerugian total yang terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan akibat longsor dan banjir mencapai angka yang sangat besar, yaitu sekitar Rp170.423.429.347.


Bencana tanah longsor dan banjir menyebar di 13 kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan, dengan Kecamatan Koto XI Tarusan dan Kecamatan Batang Kapas sebagai daerah yang paling parah terkena dampaknya.


Rudy Rinaldy juga menyoroti bahwa sekitar 25.794 rumah terkena dampak langsung dari banjir, di mana 650 rumah mengalami kerusakan yang signifikan. Selain itu, ada 16 titik jembatan yang rusak atau putus, serta 355 meter jalan yang mengalami kerusakan serius.


"Kami juga harus menyampaikan duka cita yang mendalam, di mana bencana ini menyebabkan korban jiwa. Sebanyak 16 orang dinyatakan meninggal dunia akibat bencana banjir dan longsor, sementara 7 orang masih hilang," ungkapnya, Senin (11/3/2024).


Pemerintah dan berbagai lembaga terkait berupaya keras untuk memberikan bantuan dan pemulihan kepada masyarakat yang terdampak. Diperlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak untuk memastikan bahwa bantuan dan rehabilitasi dapat tersalurkan dengan efektif, sehingga masyarakat yang terdampak dapat segera mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.


Selain kerugian materiil yang signifikan, bencana alam di Kabupaten Pesisir Selatan juga meninggalkan dampak psikologis yang berat bagi masyarakat yang terkena dampaknya. Banyak individu dan keluarga yang harus menghadapi trauma serta kehilangan yang mendalam akibat kejadian tersebut. Oleh karena itu, tidak hanya pemulihan infrastruktur fisik yang penting, tetapi juga perlunya perhatian terhadap pemulihan psikososial bagi para korban.


Pemerintah daerah dan lembaga kesehatan mental setempat harus bekerja sama untuk menyediakan layanan kesehatan mental yang memadai bagi masyarakat yang terdampak. Ini termasuk layanan konseling, dukungan psikologis, dan program pemulihan trauma yang dirancang untuk membantu individu dan keluarga mengatasi dampak psikologis dari bencana tersebut.


Selain itu, perlu dilakukan langkah-langkah preventif dan mitigasi yang lebih baik untuk mengurangi risiko bencana di masa depan. Ini termasuk perencanaan tata ruang yang lebih baik, pemantauan dan perawatan yang lebih intensif terhadap lingkungan alam, serta pendidikan masyarakat tentang praktik-praktik aman dalam menghadapi bencana.


Kami berharap agar kerjasama antara pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat lokal dapat mempercepat proses pemulihan dan meminimalkan risiko terjadinya bencana serupa di masa depan. Dengan upaya bersama, kita dapat membangun kembali Kabupaten Pesisir Selatan menjadi lebih kuat dan tangguh di hadapan ancaman bencana alam.(ab/wandi)