Pemerintah Mendorong Hilirisasi Sawit untuk Tingkatkan Ekonomi Petani -->

Iklan Atas

Pemerintah Mendorong Hilirisasi Sawit untuk Tingkatkan Ekonomi Petani

Jumat, 15 Maret 2024

Erick Thohir Dorong Hilirisasi Sawit.


Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menyatakan bahwa pemerintah terus membangun ekosistem pengolahan lanjutan kelapa sawit. Langkah ini bertujuan agar para petani kelapa sawit dapat merasakan nilai tambah dari hasil panen kelapa sawit yang mereka tanam.


Menurutnya, para petani kelapa sawit tidak hanya sekadar menjual tandan buah segar, tetapi juga ada beragam produk olahan dari kelapa sawit yang memiliki potensi untuk dikembangkan melalui proses pengolahan lanjutan. Proses ini diyakini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.


“Tidak hanya menjual tandan buah segar, masih ada banyak produk olahan dari kelapa sawit yang memiliki potensi besar dalam meningkatkan perekonomian masyarakat setempat,” ujar Erick pada hari Kamis (14/3/2024).


Untuk memperkuat pengolahan lanjutan kelapa sawit, pemerintah melalui Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III telah membangun tiga Pabrik Minyak Makan Merah di Sumatera Utara.


Salah satunya baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Regional 1 PTPN I, Pagar Merbau II, Kecamatan Pagar Merbau, Deli Serdang, Sumatera Utara. Sedangkan dua pabrik serupa akan dibangun di Kabupaten Asahan dan Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.


Erick memastikan bahwa Pabrik Minyak Makan Merah yang diresmikan oleh Presiden akan segera beroperasi. Selain itu, dia mendorong PTPN III untuk membuat terobosan dengan mendukung agar setiap 1.000 hektar kebun kelapa sawit memiliki satu Pabrik Minyak Makan Merah sendiri.


“Kami ingin menciptakan terobosan, di mana setiap 1.000 hektar kebun kelapa sawit, petani harus memiliki satu pabrik minyak makan merah sendiri. Perekonomian masyarakat harus menjadi bagian yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi nasional,” jelasnya.


Menteri BUMN menyatakan bahwa keberadaan Pabrik Minyak Makan Merah ini bertujuan agar BUMN dapat berperan dalam mengendalikan perekonomian, terutama dalam mengatasi kelangkaan minyak goreng.


"Kami tetap melibatkan ekonomi rakyat, yaitu para petani. Ini adalah hal yang ingin kita lanjutkan, memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk mengelola sumber daya alam mereka,” tambahnya.


Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara, Mohammad Abdul Ghani, juga mengatakan bahwa Pabrik Minyak Makan Merah Pagar Merbau akan mengolah bahan baku tandan buah segar (TBS) dari sekitar 1000 hektar lahan kelapa sawit milik PTPN Group.


Kapasitas pabrik ini mencapai 10 ton CPO per hari dengan target produksi minyak makan merah sebanyak 7 ton per hari.


Rencananya, pembangunan pabrik minyak makan merah akan diimplementasikan ke pabrik-pabrik kelapa sawit di seluruh Indonesia. Diharapkan dengan demikian, tidak akan ada lagi keluhan tentang kelangkaan minyak goreng bagi masyarakat.


“Selain itu, juga diharapkan dapat mengatasi masalah stunting serta memberdayakan ekonomi masyarakat," tambah Ghani.


Keberadaan Pabrik Minyak Makan Merah dianggap sebagai solusi bagi petani, di mana mereka dapat mendapatkan nilai tambah yang lebih besar daripada sekadar menjual TBS. Dengan rata-rata kepemilikan lahan kelapa sawit oleh petani sebesar 2 hektar per keluarga, satu pabrik dapat melibatkan 500 keluarga petani untuk melakukan pengolahan lanjutan kelapa sawit.(BY)