Tantangan Bisnis Logistik di Tahun 2024: Dampak Perang Global -->

Iklan Atas

Tantangan Bisnis Logistik di Tahun 2024: Dampak Perang Global

Kamis, 28 Maret 2024

Tantangan Bisnis Logistik dan Kargo di 2024.


Jakarta - Perusahaan logistik menghadapi sejumlah tantangan dalam bisnis mereka pada tahun 2024. Para pelaku industri mengakui bahwa situasi perang di beberapa negara berdampak pada kinerja bisnis mereka pada tahun ini.


Hyper Mega Shipping (HMS) adalah salah satu yang merasakan dampak tersebut. Perusahaan logistik ini melaporkan bahwa bisnis mereka telah menunjukkan perkembangan positif dan stabil hingga kuartal pertama tahun ini, meskipun di tengah berbagai tantangan seperti perang yang terjadi di berbagai belahan dunia.


"Banyaknya konflik bersenjata di negara-negara seperti Rusia, Ukraina, dan Palestina telah memengaruhi rantai pasok. Tentu saja, hal ini memiliki dampak," ujar Bima Swastika Aryasena, Manajer Pengembangan Bisnis Hyper Mega Shipping, pada hari Kamis (28/3/2024).


Meskipun demikian, perusahaan ini tetap mampu menjalankan bisnisnya secara konsisten dengan mengimplementasikan berbagai strategi yang telah disiapkan, salah satunya adalah dengan bergabung dalam keanggotaan Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA).


Langkah ini diharapkan dapat memastikan bahwa HMS terus berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada pelanggan mereka dalam pengiriman melalui udara, sesuai dengan standar internasional yang berlaku.


“Kami juga berharap bahwa pada tahun ini, HMS akan mencatat peningkatan dalam pendapatan dan keuntungan,” tambahnya.


Menurut data resmi yang dirilis oleh IATA, sejak didirikan pada tahun 1945, asosiasi ini telah tumbuh menjadi wadah bagi 57 anggota, mewakili sekitar 300 maskapai penerbangan dari lebih dari 120 negara. Anggota IATA meliputi maskapai penerbangan penumpang dan kargo yang menguasai 83% dari lalu lintas udara global.


Saat ini, tercatat hanya ada 54 perusahaan profesional dalam rantai pasok yang terdaftar di Indonesia dalam CargoLink Directory (IATA), termasuk HMS. Mayoritas dari mereka adalah cabang dari perusahaan internasional yang memiliki izin dari kantor pusatnya. Jumlah ini kemungkinan akan berkurang jika kita hanya memperhitungkan anggota IATA yang berbasis lokal.


Sebagai salah satu perusahaan forwarder lokal, HMS merupakan satu dari ribuan perusahaan forwarder yang diakreditasi secara global dan menjadi anggota IATA, berbasis di Indonesia.(BY)