China Kutuk Keras Penguburan Massal di Gaza, Kekejaman yang Dikecam -->

Iklan Atas

China Kutuk Keras Penguburan Massal di Gaza, Kekejaman yang Dikecam

Selasa, 30 April 2024

Jenazah warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel di makamkan di kuburan massal Khan Younis, selatan Jalur Gaza, Rabu (22/11/2023). Jenazah tersebut sebelumnya berada di Rumah Sakit Al Shifa di Kota Gaza.


Jakarta - China mengutuk keras pelaku penguburan massal yang ditemukan di beberapa rumah sakit di wilayah Jalur Gaza. "Kami sangat terkejut dan mengutuk tindakan kejam ini," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, pada Senin kemarin, merespons penemuan kuburan massal oleh otoritas Palestina.


Badan Pertahanan Sipil Gaza melaporkan pekan lalu bahwa mereka menemukan 392 jenazah di tiga kuburan massal di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza Selatan.


Israel telah melancarkan serangan brutal terhadap wilayah Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok pejuang Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. Serangan Hamas diklaim Israel menewaskan hampir 1.200 orang.


Hampir 34.500 warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel, sementara lebih dari 77.600 orang terluka karena kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.


Tanpa menyebutkan nama negaranya, China mengatakan bahwa "negara yang bersangkutan tidak boleh lagi mengabaikan seruan keadilan dari orang-orang yang memiliki hati nurani di seluruh dunia."


"Mereka tidak boleh lagi berbicara tentang perlunya gencatan senjata sambil terus memasok senjata ke dalam konflik, dan berbicara tentang bantuan sambil menciptakan hambatan bagi akses kemanusiaan," ujar Lin.


Lebih dari enam bulan sejak dimulainya perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur, memaksa 85 persen penduduknya mengungsi di tengah terhalangnya akses ke makanan, air bersih, dan obat-obatan.


"Bencana kemanusiaan yang seharusnya tidak pernah terjadi terus berlangsung di depan mata kita," kata Lin.


Oleh karena itu, dia menekankan pentingnya gencatan senjata secepatnya. "Ini adalah prioritas utama di Gaza," katanya.


Beijing kembali menegaskan seruannya untuk mengadakan konferensi perdamaian internasional yang lebih luas, lebih berwibawa, dan lebih efektif untuk menetapkan jadwal dan peta jalan bagi solusi dua negara.(des)