20 Korban Hilang Belum Ditemukan, Tim SAR Terkendala Timbunan Material -->

Iklan Atas

20 Korban Hilang Belum Ditemukan, Tim SAR Terkendala Timbunan Material

Kamis, 16 Mei 2024

Timbunan material galodo sehingga menyulitkan tim SAR pencarian warga yang hilang. (dok kompas.id)


Agam, fajarsumbar.com - Tim pencarian dan penyelamatan (SAR) yang terdiri dari berbagai lembaga kembali mengintensifkan upaya pencarian terhadap 20 orang yang masih belum ditemukan pasca bencana banjir bandang atau galodo di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat. Kendala utama yang dihadapi adalah cuaca yang tidak menentu dan tingginya jumlah material sisa banjir yang tersebar di area pencarian.


Sebelumnya, wilayah Sumbar, termasuk Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang Panjang, dan Kota Padang, dilanda banjir bandang dan longsor setelah hujan deras pada Sabtu dan Minggu (11-12/5/2024). Kejadian terparah terjadi di Agam dan Tanah Datar, di mana banjir bandang tersebut dipicu oleh aliran lahar hujan dari erupsi Gunung Marapi.


Hendri, Kepala Seksi Operasi dan Siaga dari Kantor SAR Kelas A Padang, menjelaskan bahwa beberapa sektor tim pencarian SAR gabungan telah dikerahkan, dua sektor di Agam, empat sektor di Tanah Datar, dan satu sektor di daerah aliran Sungai/Batang Anai, Padang Pariaman.


Tim gabungan juga menggunakan kamera drone thermal untuk melakukan penilaian lokasi pencarian, bertujuan untuk meningkatkan keamanan tim pencari di lapangan. Selain itu, Polda Sumbar turut memberikan bantuan dengan menurunkan dua unit anjing pelacak.


Menurut data dari Kantor SAR Kelas A Padang, hingga Selasa (14/5/2024) malam, tercatat 52 orang meninggal akibat bencana tersebut. Dari jumlah tersebut, 20 orang masih belum ditemukan, sebagian besar di Tanah Datar. Kendala yang dihadapi di lapangan termasuk cuaca yang sering kali hujan tiba-tiba, serta lumpur dan material sisa banjir bandang yang tinggi.


Ketua Tim Tanggap Darurat Letusan Gunung Marapi, Ahmad Basuki, juga menyatakan bahwa potensi terjadinya banjir lahar masih tinggi. Gunung Marapi yang berstatus Level III atau Siaga terus mengeluarkan abu vulkanik, sehingga deposit material abu terus bertambah di sekitar puncak. Hujan ekstrem juga meningkatkan potensi banjir lahar dingin.


Ahmad Basuki menekankan pentingnya waspada bagi masyarakat di sekitar aliran sungai yang berhulu ke Gunung Marapi ketika terjadi hujan deras di daerah hulu. Terutama perlu diwaspadai daerah sekitar Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Agam, dan Batusangkar, Tanah Datar, mengingat morfologi aliran sungainya yang mengarah ke lokasi bencana sebelumnya.(ab)