Kisah Sepatu Bata, Dari Republik Ceko ke Indonesia hingga Penutupan Pabrik Utama -->

Iklan Atas

Kisah Sepatu Bata, Dari Republik Ceko ke Indonesia hingga Penutupan Pabrik Utama

Minggu, 12 Mei 2024

Pabrik sepatu bata tutup


Jakarta – PT Sepatu Bata Tbk (BATA) menjadi perhatian belakangan ini karena kondisi perusahaannya. Direktur dan Sekretaris PT Sepatu Bata Tbk, Hatta Tutuko, telah mengungkapkan beberapa hal tentang kondisi Bata yang dikabarkan telah menutup pabrik utamanya di Purwakarta, Jawa Tengah.


Perusahaan sepatu ikonik di Indonesia ini menghadapi beberapa tantangan yang mengganggu stabilitasnya, baik dari sisi produksi maupun pemasaran.


Berikut adalah 6 fakta terkait sepatu Bata dan kondisi industri alas kaki di Indonesia yang telah disajikan, pada Minggu (12/5/2024):


Sejarah Panjang dari Republik Ceko

Sepatu Bata ternyata sudah dikenal sebelum masuk ke Indonesia. Perusahaan ini didirikan oleh tiga bersaudara: Tomas, Anna, dan Antonin Bata.


Pabrik pertama di Indonesia dibangun pada 24 Agustus 1894 oleh Tomas Bata di tengah perkebunan karet di Kalibata. Namun, produksi sepatu dimulai pada tahun 1940.


Salah Satu Pabrik Terbesar di Indonesia

Bata termasuk dalam daftar pabrik terbesar di Indonesia. Hal ini dikarenakan produknya memiliki spesialisasi yang dapat dipakai oleh berbagai kalangan, baik dalam negeri maupun luar negeri.


Jaringan Bisnis Internasional

Tiga pendiri Bata telah membentuk sekitar 4 unit bisnis Internasional, yaitu Bata Amerika Latin, Bata Amerika Utara, Bata Eropa, dan Bata Asia Pasifik-Afrika.


Produk Bata telah menjangkau lebih dari 50 negara di seluruh dunia dan berhasil menjual miliaran sepasang sepatu sejak awal berdirinya perusahaan ini.


Penutupan Pabrik Utama

Pabrik sepatu Bata di Indonesia resmi ditutup pada 30 April 2024. Hal ini karena PT Sepatu Bata Tbk tidak berhasil pulih meskipun sudah berusaha selama empat tahun terakhir melawan kerugian dan tantangan industri.


Perubahan perilaku konsumen dan dampak pandemi juga memberikan tekanan besar bagi perusahaan sepatu ini.


Kerugian yang Besar

Pada periode Januari hingga September 2023, Bata mengalami kerugian sebesar Rp80,65 miliar, meningkat 294,76% dibandingkan periode sebelumnya.


Penjualan bersih juga mengalami penurunan dari Rp490,57 miliar di tahun 2022 menjadi Rp488,47 miliar pada periode 2023.


Transformasi dan Inovasi Bisnis Baru

Hatta Tutuko mengungkapkan kondisi terkini perusahaan Bata. Saat ini, Bata sedang merencanakan bisnis baru melalui kerjasama dengan mitra dan produsen lokal.


Langkah ini merupakan upaya terbaru Bata untuk beradaptasi dengan industri alas kaki di Indonesia dan menghadapi tantangan yang ada.(BY)