Mengatasi Pengangguran Generasi Z, Tantangan Bagi Indonesia Emas 2045 -->

Iklan Atas

Mengatasi Pengangguran Generasi Z, Tantangan Bagi Indonesia Emas 2045

Sabtu, 25 Mei 2024

10 Juta Gen Z Menganggur.


Jakarta - Tantangan besar menanti Indonesia dengan bonus demografi, terutama bagi mereka yang berusia 15 tahun ke atas dan masuk dalam angkatan kerja. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada sekitar 10 juta Generasi Z yang mengalami pengangguran, bahkan tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.


Kondisi ini menjadi penghalang besar bagi pencapaian visi Indonesia Emas 2045, di mana Indonesia bertekad untuk menjadi negara maju. Menurut BPS, capaian visi Indonesia Emas 2045 semakin jauh dari realisasi karena persyaratan visi tersebut belum terpenuhi saat ini.


"Ada dua syarat utama untuk mencapai Indonesia Emas 2045, pertama pertumbuhan ekonomi antara 6-7%. Yang kedua, kita harus keluar dari middle income trap. Namun, kedua syarat ini masih sulit untuk dicapai pada saat ini," ungkap Senior Ekonom Indef, Tauhid Ahmad, pada Sabtu (25/5/2024).


Tauhid menjelaskan bahwa keberadaan 10 juta pengangguran tersebut menghambat kemajuan ekonomi Indonesia, meskipun pertumbuhan ekonomi saat ini mencapai angka 5%. Oleh karena itu, kondisi di mana jutaan penduduk yang tergolong dalam bonus demografi tidak dapat dimanfaatkan sebagai tenaga kerja produktif, justru memperbesar middle income trap. Hal ini perlu mendapat perhatian serius.


"Dampak dari keberadaan 10 juta pengangguran ini adalah Indonesia Emas 2045 akan memerlukan waktu lebih lama untuk terwujud," tambah Tauhid.


BPS mencatat hampir 10 juta penduduk usia muda atau Generasi Z dengan rentang usia 15-24 tahun mengalami pengangguran. Dari jumlah tersebut, sekitar 5,73 juta di antaranya adalah perempuan dan 4,17 juta lainnya adalah laki-laki.


Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas atau Kementerian PPN, Maliki, menekankan bahwa pemerintah perlu mengambil langkah-langkah tertentu untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya adalah dengan meningkatkan sistem pendidikan.


"Kita harus meningkatkan motivasi mereka melalui sistem pendidikan. Mereka perlu diberi kesempatan untuk mengejar cita-cita mereka, mengetahui tujuan karier mereka, dan sebagainya," kata Maliki di Jakarta, pada Kamis (23/5/2024.(BY)