Program CSR PLTU, Pupuk Ombilin dari FABA Tingkatkan Hasil Panen Petani Sawahlunto -->

Iklan Atas

Program CSR PLTU, Pupuk Ombilin dari FABA Tingkatkan Hasil Panen Petani Sawahlunto

Selasa, 07 Mei 2024


Seorang petani sedang menebarkan Pupuk Ombilin dari FABA di Hamparan Sawah Bawuah Desa Talawi Hilie, Pupuk Ombilin merupakan program CSR PT PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit Ombilin. (foto-foto anton


Sawahlunto, fajarsumbar.com - PT PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit (UBP) Ombilin melakukan inovasi pada abu sisa pembakaran batu bara Fly Ash Bottom Ash (FABA) untuk dijadikan pupuk, langkah ini sangat mendukung sektor pertanian di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.


Melalui Koperasi PT PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit (UBP) Ombilin berhasil mengaplikasikan FABA menjadi pupuk yang di produksi oleh CV Bumi Parigi dengan nomor izin edar 01.03.2023.1282 bernama Pupuk Ombilin.


Pupuk Ombilin ini digadang-gadang mampu membuat tanaman kuat terhadap serangan hama dan penyakit serta diharapkan mampu meningkatkan hasil panen petani padi Kelompok Tani pelaksananya adalah Keltan Maju Bersama dan perwakilan Keltan Tapian Tanang, Hamparan Sawah Bawuah, Desa Talawi Hilie, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto.


Metode penyuluhan pertanian ke petani, dengan cara membuat lahan percontohan, agar petani bisa melihat dan membuktikan terhadap objek yang didemonstrasikan atau biasa disebut Demontration Plot atau Demplot diaplikasikan dengan memanfaatkan FABA (Pupuk Ombilin) melalui program CSR PT PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit (UBP) Ombilin.


Teknis pelaksanaan FABA (Pupuk Ombilin) ini melibatkan Tenaga Ahli BRIN dan BSIP Sumbar Ismon Lenin, Tim PT PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit (UBP) Ombilin, Kabid TPH dan Fungsional Bidang TPH, Kepala UPTD BP3, Koordinator BPP dan Supervisor PP Kecamatan Talawi, PP WKPP Desa Talawi Hilie, Petugas PBT dan POPT Kecamatan Talawi dan Petani Hamparan Sawah Bawuah Desa Talawi Hilie.


Foto bersama sebelum menebarkan Pupuk Ombilin. 


Peneliti Ahli Madya BRIN dan BSIP Sumbar Ismon Lenin menyebut uji coba pada tanaman padi di persawahan baru pertama kali dilakukan. Namun untuk di labor rumah kaca telah pernah dilakukan dengan hasil panen yang meningkat dengan menggunakan pupuk FABA ini.


"Artinya FABA itu memang mempunyai unsur hara yang lengkap dengan jumlah yang sedikit, makanya diberikan dengan jumlah yang banyak, tidak sama dengan menggunakan pupuk kimia biasa. Fungsinya lebih banyak memperbaiki produktivitas lahan, bukan sebagai pengganti pupuk. Tapi mengandung unsur yang bisa menjadi pupuk," imbuhnya di lokasi kegiatan, Senin (6/5/2024).


Ismon Lenin memaparkan yang lebih penting dari pemanfaatan FABA adalah sebagai sumber Silika (Si), karena lama-kelamaan Silika itu akan hilang. Jadi oksida Silika yang tersedia untuk tanaman diberikan terlebih dahulu 15 hari sebelum tanaman padi ditanam.


Ismon menjelaskan, dari penelitian yang telah dilakukan, pemberian FABA dapat meningkatkan serapan unsur hara N, P, K Ca dan Mg pada tanaman padi sawah, jagung dan bawang merah.


"Silika itulah yang menjadi pembatas produksi. Silika itu akan memperbaiki kualitas hasil dan meningkatkan ketahanan dari hama penyakit. Jadi FABA ini mengandung Silika 40 hingga 60 persen," ungkap pria asli Bukittinggi tersebut.




Penelitian Demplot dengan memanfaatkan FABA merupakan penelitian penerapan yang sudah lama dilakukan, sebelum FABA ini dinyatakan tidak lagi menjadi limbah B3.




"Di 2018-2019 itu saya melakukan penelitian dan sempat mensosialisasikan di KLH pusat (Kementerian Lingkungan Hidup-red) dalam rangka menembus FABA ini bukan termasuk limbah B3. Memang kita yakini tidak ada yang menyebabkan racun disitu," beber peneliti BRIN tersebut.


Asisten Manager KSA PT PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit (UBP) Ombilin Elfita Burnama mengucapkan terimakasih kepada Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sawahlunto atas kerjasamanya dalam pemanfaatan FABA sebagai pupuk untuk meningkatkan hasil panen petani.


"Selain pupuk, FABA juga bisa dimanfaatkan untuk pembuatan batako dan campuran semen. Sekarang kita lihat hasil dari pemanfaatan pupuk FABA, pupuk kimia ataupun dicampur dengan pupuk kandang, nanti kita lihat hasilnya seperti apa. Sebetulnya ini sudah pernah kita lakukan, namun belum masif dan tidak terlalu terekspos," ujar Buya sapaan akrab Elfita Burnama.


Ia berharap dari kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dengan terus melakukan peningkatan pemanfaatan pupuk dari FABA.


"Kalau ada kendala, nanti kita carikan solusinya. Apalagi lokasi ini akan dijadikan lokasi agrowisata, karena lokasinya berdekatan dengan PLTU, sehingga mudah-mudahan akan berdampak baik. Harapan kami pupuk ini dapat bermanfaat bagi masyarakat yang berada di sekitar PLTU khususnya. Tapi nantinya siapapun bisa memanfaatkan pupuk ini secara gratis," Imbuhnya kemudian.


Secara teknis, Kepala Bidang Ketahanan Pangan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sawahlunto, Yunismar Tita memaparkan bahwa ada tiga perlakuan dari Demplot FABA; pertama, perlakuannya adalah pemberian pupuk kimia saja. Kemudian yang kedua, pemberian pupuk kimia ditambah dengan FABA dan yang ketiga pupuk kimia ditambah pupuk kandang dan FABA.


"Inilah nantinya yang akan kita lihat perkembangannya dan hasilnya di lapangan. Kita bandingkan antara yang tiga ini, mana yang lebih bagus pertumbuhannya. Kita berharap dari perlakuan penambahan FABA ini bisa meningkatkan produksi, sebagaimana juga pada sosialisasi kemarin yang disampaikan Bapak Ismon, bahwasanya FABA ini bisa menetralkan pH tanah dan juga merupakan unsur mikro untuk mendukung pertumbuhan tanaman," sebutnya di lokasi kegiatan.


Jadi, sambung Yunismar Tita, pada kesempatan ini pihaknya akan mengaplikasikan perlakuan ini  di lapangan dengan dipandu oleh peneliti dari BRIN. Ia juga menghaturkan ribuan terimakasih kepada pihak PT PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit (UBP) Ombilin atas dukungannya dalam pembangunan pertanian di Kota Sawahlunto.


"Harapannya kita bisa bersama-sama nantinya mendampingi kegiatan ini di lapangan, melihat dan memantau perkembangan tanamannya sehingga berjalan dengan lancar sesuai dengan yang kita harapkan. Kepada Kelompok Tani Tapian Tanang, kami berharap kita dapat belajar di Demplot ini dan memahami perlakuan teknis yang diberikan. Sehingga nantinya kita bisa mengadopsi atau memakainya di lahan masing-masing," terangnya.


Sementara itu, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Talawi Hilie, Nita memberikan informasi terkait komposisi atau kandungan dari ketiga perlakuan di Demplot FABA, antara lain;


1. Demplot pertama dengan pemanfaatan pupuk kimia dengan luas sawah 0,07 hektare.


2. Demplot kedua dengan pemanfaatan pupuk kimia ditambah FABA dengan luas sawah 0,12 hektare, penggunaan FABA 600 kg.


3. Demplot ketiga dengan pemanfaatan pupuk kimia ditambah FABA dan pupuk kandang dengan luas sawah 0,21 hektare, penggunaan FABA 1.050 kg dan pupuk kandang 525 kg.


Destinasi Agrowisata Sawahlunto

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sawahlunto Heni Purwaningsih saat disambangi fajarsumbar.com diruang kerjanya, Senin (6/5/2024) mengatakan bahwa di Sawah Bawuah, Desa Talawi Hilie, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto bakal dijadikan destinasi wisata terbaru berkonsep agrowisata.


Kawasan pertanian seluas 45 hektare ini memiliki koleksi tanaman pangan hortikultura yang lengkap. “Sawah Bawuah komplit akan tanaman pangan hortikultura seperti padi, jagung, cabe, semangka dan juga irigasi yang diisi dengan ikan, lubuk larangan, unit pengolahan kompos, jembatan gantung serta kincir air yang memberikan kesan eksotis pemandangan alam yang luar biasa,” ungkapnya.


Selain itu, potret industrial berpadu dengan alam dengan terlihatnya areal Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ombilin dari Sawah Bawuah, membuat kawasan ini memiliki daya tarik yang luar biasa untuk menggaet kunjungan wisatawan ke Sawahlunto.


“Untuk mewujudkan destinasi wisata agro ini, kita menggandeng seluruh pihak, baik Pemerintah Desa, Kelompok Tani, masyarakat setempat serta OPD lainnya,” jelas Heni.


Saat ini, semua pihak yang terlibat melakukan penataan kawasan tersebut secara gotong royong, mulai dengan melakukan pemotongan rumput, menanam bunga, spot foto dan juga mempersiapkan kelengkapan fasilitas lainnya seperti MCK serta memperlebar dangau atau tempat berteduh.


“Kita hanya mengawal dan mendampingi pengembangan kawasan ini, untuk pengelolaan telah dibentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Pokdarwis ini akan ekspos nantinya untuk meminta dukungan semua pihak, agar apa yang diupayakan saat ini bisa tercapai,” tandasnya.


Ditanyakan terkait kegiatan Demplot pemanfaatan FABA, Heni Purwaningsih mengakui bahwa secara kedinasan baru kali ini dilaksanakan. Akan tetapi, pemanfaatan FABA ini pernah dilaksanakan oleh Kodim 0310/SS di masing-masing Koramil-nya. 


"Di masing-masing Koramil yang pernah menggunakan (FABA-red) dan menyampaikan kepada saya serta beberapa masyarakat petani secara mandiri, sudah melakukan pemanfaatan FABA terlebih dahulu," tuturnya.


Namun, kata Heni, berdasarkan penelitian sejak tahun 2019 dari beberapa informasi dari BPTP Sumatera Barat yang sekarang bernama BRIN.


"Bapak Ismon sebagai tenaga ahlinya, saat ini beliau juga yang mendampingi Demplot pemanfaatan FABA. Dari hasil analisa yang ada, di hipotesa-nya bahwa penggunaan FABA bisa meningkatkan produksi dan meningkatkan mutu hasil pertanian. Dari bincang-bincang kemarin, ada inisiasi untuk kita adakan Demplot, kenapa tidak kita lakukan kalau memang menguntungkan," ucapnya.


Dari hasil abu sisa pembakaran batu bara atau FABA juga akan membantu pihak PLTU sendiri untuk mengalokasikannya karena telah dikemas dalam bentuk pupuk yang mengandung Silika.


"Pupuk Ombilin ini juga sudah ada izin edarnya dan hasil penelitiannya juga sudah ada. Jadi karena ada peluang untuk kita manfaatkan ke Demplot, kenapa tidak? Tahap sekarang, kita adakan Demplot dengan harapan, kalau ini memang berdampak bagus, tentu akan menularkan kepada lokasi-lokasi di sekelilingnya," urai Heni menjelaskan.


Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sawahlunto juga telah mensosialisasikan kepada kelompok-kelompok tani disekitar Sawah Bawuah.


"Ada 5 Kelompok Tani di Sawah Bawuah, sekarang telah sekolah lapangan untuk pertama dilakukan hari ini. Mudah-mudahan ini hasilnya sesuai dengan hipotesa yang ada dan berdampak bagus serta berkembang nantinya," pungkasnya. (ton)