Banjir di Sawahlunto Akibat Saluran Air Tak Ada dan Dibiarkan Rusak -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Banjir di Sawahlunto Akibat Saluran Air Tak Ada dan Dibiarkan Rusak

Minggu, 30 Juni 2024

 

Tingginya debit air dan kecilnya saluran air menjadi penyebab terjadinya banjir di Desa Salak. Beberapa orang pemuda menerobos banjir untuk membersihkan saluran air yang tersumbat akibat hanyutnya material aktivitas pertambangan batubara di hulu sungai. (foto istimewa) 

Sawahlunto, fajarsumbar.com - Anggota DPRD Kota Sawahlunto Rio Mardanil menyampaikan bahwa banjir yang melanda Kota Sawahlunto beberapa waktu lalu disebabkan oleh tidak adanya saluran air dan dibiarkan rusak begitu saja. 


Hal tersebut disampaikannya dalam Pemandangan Umum Fraksi Gerakan Restorasi Keadilan Indonesia Raya (NasDem, PKS dan Gerindra) terhadap Ranperda tentang Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kota Sawahlunto tahun 2023 saat rapat paripurna di gedung DPRD setempat, Senin (24/6/2024) lalu.


Rapat paripurna ini dipimpin Ketua DPRD Eka Wahyu didampingi Wakil Ketua I H Jaswandi, Wakil Ketua II Elfia Rita Dewi dan dihadiri anggota DPRD, Forkopimda serta Sekretaris Daerah Ambun Kadri dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemerintahan Kota Sawahlunto. 


Disampaikan Rio, dalam menghadapi cuaca yang ekstrem seperti sekarang ini, apalagi dengan curah hujan yang tinggi. Sebagian rumah-rumah masyarakat di Kota Sawahlunto digenangi air, walau secara geografis Sawahlunto yang daerah berbukit-bukit, bahkan banyak orang yang memperkirakan tidak akan mungkin dilanda banjir. 


"Tapi, kenyataannya banjir tetap saja melanda rumah-rumah warga. Apakah pemerintah akan dengan enteng saja menjawab ini semua disebabkan karena kondisi cuaca dan curah hujan yang tinggi, tanpa memikirkan penyebab lain selain dari curah hujan," sebutnya.


Menurut Rio, kondisi terakhir yang terjadi di Kota Sawahlunto, di beberapa tempat dilanda banjir adalah kondisi selokan atau saluran air yang tidak ada atau dibiarkan rusak tanpa ada perbaikan. 


"Kalau kita lihat lagi sepanjang jalan dari Kandi ke pusat kota. Berapa banyak pinggiran jalan yang hancur dan rusak. Salah satu penyebabnya adalah bekas galian pipa saat dibangunnya instalasi air dari IPA Kandi. Bahkan kami juga pernah mempertanyakan saat pembangunan pipa air ini. Berapa panjang badan jalan yang dibongkar aspalnya untuk menanam pipa dan kenapa aspal yang dibongkar, padahal ini adalah pipa induk yang cukup besar, berapa kekuatan coran penutupnya nanti yang akan sering dilindas mobil atau truk," tandasnya. (ton