China Uji Coba Mobil Tanpa Pengemudi, Wuhan Jadi Lokasi Utama -->

Iklan Cawako Sawahlunto

China Uji Coba Mobil Tanpa Pengemudi, Wuhan Jadi Lokasi Utama

Minggu, 16 Juni 2024

China gencar uji coba mengemudi mobil dengan bantuan robot. 


Jakarta – Eksperimen taksi robot kini sedang dijalankan di beberapa kota di China, di mana teknologi mobil tanpa pengemudi sedang diuji secara besar-besaran. Berita ini dilaporkan oleh NY Times pada Jumat (14/6/2024), mencatat bahwa Wuhan, sebuah kota dengan populasi 11 juta orang, menjadi lokasi uji coba kendaraan tanpa pengemudi terbesar di dunia. Kota ini memiliki 4,5 juta mobil dan jalan tol delapan jalur.


Di Wuhan, sebanyak 500 taksi yang dikendalikan oleh komputer beroperasi, seringkali tanpa pengemudi sebagai pengaman. Baidu, perusahaan teknologi besar, memimpin proyek ini dan berencana untuk menambah 1.000 taksi robot di kota tersebut.


Di seluruh China, setidaknya 16 kota telah memberikan izin untuk pengujian kendaraan tanpa pengemudi di jalan umum. Ada 19 produsen mobil China dan penyedia komponen yang bersaing untuk memimpin dalam pengembangan teknologi ini, menjadikan China sebagai negara yang sangat agresif dalam inovasi kendaraan otomatis.


Pemerintah China memberikan dukungan besar kepada perusahaan-perusahaan ini. Selain menetapkan area uji coba di jalan, otoritas sensor juga membatasi pembicaraan online mengenai insiden keselamatan untuk mengurangi kekhawatiran publik terhadap teknologi baru ini.


Menurut sebuah survei dari perusahaan konsultan otomotif JD Power, pengemudi di China lebih cenderung mempercayai komputer untuk mengendalikan kendaraan mereka dibandingkan dengan orang Amerika.


"Saya pikir tidak perlu terlalu khawatir tentang keselamatan. Sistem ini seharusnya sudah melewati persetujuan keselamatan," ujar Zhang Ming, seorang pemilik toko kelontong di dekat Paviliun Qingchuan di Wuhan, tempat banyak taksi robot Baidu berhenti.


China memimpin dalam pengembangan mobil tanpa pengemudi juga karena pengendalian data yang ketat. Perusahaan-perusahaan China sering mendirikan fasilitas penelitian di Amerika Serikat dan Eropa, namun hasilnya biasanya dikembalikan ke China, membuat sulit bagi produsen mobil asing untuk menerapkan pengetahuan ini pada kendaraan yang mereka jual di negara lain.


Tantangan keamanan menjadi perhatian di banyak negara. Di Amerika Serikat, layanan taksi robot dari General Motors dihentikan setelah insiden di San Francisco di mana mobil mereka menabrak dan menyeret seorang pejalan kaki. Regulator California kemudian menangguhkan izin operasi perusahaan tersebut.


Waymo, yang dulunya adalah divisi mobil tanpa pengemudi Google, juga sedang diuji di beberapa kota besar di AS, namun regulator federal telah mengajukan dua kali peninjauan keamanan bulan lalu.


Ford dan Volkswagen menghentikan proyek patungan mereka, Argo AI, dua tahun lalu, namun tetap mengembangkan teknologi mengemudi berbantuan.


Di Jepang, uji coba kereta golf tanpa pengemudi dihentikan setelah insiden kecil dengan sepeda, meskipun pengujian dilanjutkan pada Maret.


Tesla, produsen mobil Amerika, memimpin dalam inovasi kendaraan dengan bantuan komputer, meskipun sistem Autopilot mereka memerlukan pengemudi untuk tetap memperhatikan jalan.


Elon Musk, CEO Tesla, mengumumkan rencana untuk memperkenalkan Tesla Robotaxi pada 8 Agustus 2024.


Pada 4 Juni 2024, Beijing memberikan izin kepada sembilan produsen mobil China, termasuk Nio, BYD, dan SAIC Motor, untuk memulai pengujian sistem mengemudi berbantuan yang lebih canggih. Tes awal ini akan dilakukan di area yang diawasi ketat, bukan di jalan umum.


Baidu dan Huawei menyediakan sebagian atau seluruh sistem otomatis ini ke berbagai produsen mobil China, dan Baidu juga bekerja sama dengan Zhejiang Geely melalui usaha patungan Jiyue untuk mengembangkan mobil tanpa pengemudi.


Perkumpulan Insinyur Otomotif China memperkirakan bahwa 20% dari mobil yang dijual di China pada tahun 2030 akan sepenuhnya tanpa pengemudi, dan 70% lainnya akan dilengkapi dengan teknologi mengemudi berbantuan yang canggih.(BY)