![]() |
Harga Beras Premium Naik |
Jakarta - Kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras premium dan medium dikeluhkan oleh para pedagang beras eceran.
Para pedagang mengeluhkan kenaikan harga beras yang terus terjadi belakangan ini, karena mereka harus menambah belanja modal, yang berdampak pada penyusutan keuntungan mereka.
Salah satu pedagang beras eceran, Muin, pada Sabtu (8/6/2024), sedang berbelanja beras di Pasar Induk Cipinang. Ia membeli 10 karung untuk dijual secara eceran di rumahnya selama tiga hari ke depan.
Muin mengungkapkan bahwa masyarakat di tempatnya membeli beras dengan harga Rp10 ribu per liter. Ketika harga beras naik, Muin harus mencari cara agar tetap mempertahankan harga beras yang sesuai dengan daya beli masyarakat di daerahnya.
Ada dua cara yang bisa dilakukan Muin: pertama, menurunkan sedikit kualitas beras, atau kedua, mempertahankan kualitas beras dengan konsekuensi menambah belanja modal mengikuti kenaikan harga beras.
"Saat ini kenaikan harga mempengaruhi pembeli. Ketika kita biasanya menjual dengan harga eceran Rp10 ribu, sekarang tiba-tiba melonjak. Sebagai pedagang, kita harus memutar otak untuk menyediakan harga yang sama tanpa merugikan konsumen," ujar Muin saat ditemui MNC Portal di Pasar Induk Beras Cipinang.
Muin memilih untuk mengeluarkan belanja modal lebih guna menjaga kualitas barang dagangannya dan mempertahankan kepercayaan konsumen, meskipun keuntungannya menyusut.
"Kita jadi banyak modal, tapi keuntungan makin tipis. Sebagai pedagang, kita hanya bisa bersabar agar orang kecil juga bisa makan," lanjut Muin.
Keluhan serupa datang dari Erlina, seorang pedagang beras di kawasan industri di Jawa Barat. Daya beli masyarakat di wilayahnya tergolong lebih rendah, sehingga Erlina harus menjaga harga beras di sekitar Rp10 ribu per liter.
"Di tempat saya, masyarakatnya menengah ke bawah, jadi saya lebih mencari beras murah. Yang penting masyarakat bisa makan," kata Erlina.
Erlina merasakan dampak kenaikan harga beras pada hari ini. Biasanya, ia berbelanja beras satu minggu sekali dengan jumlah sekitar 30 karung. Minggu lalu, Erlina mengeluarkan belanja modal sekitar Rp20 juta untuk 30 karung, tetapi hari ini ia mengeluarkan sekitar Rp30 juta untuk jumlah yang sama.
"Saya biasanya seminggu sekali belanja, minggu lalu Rp20 juta untuk beras, minggu ini Rp30 juta dengan jumlah yang sama sekitar 30 karung," lanjutnya.
Menghadapi kenaikan harga beras, Erlina lebih memilih untuk mempertahankan daya beli konsumennya dengan cara menjaga harga jual beras eceran sekitar Rp10 ribu per liter. Namun, konsekuensinya, ada penurunan kualitas dibandingkan sebelumnya.
"Beras yang paling laku biasanya berharga Rp10 ribu atau Rp9,5 ribu. Kalau yang Rp12 ribu ke atas kurang laku. Sekarang beras sedang mahal, jadi beras Rp10 ribu agak jelek biasanya," tutupnya.(BY)