Hyundai Motors Indonesia dan Tantangan Konversi Mobil Bensin ke Listrik -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Hyundai Motors Indonesia dan Tantangan Konversi Mobil Bensin ke Listrik

Kamis, 20 Juni 2024

Hyundai Palisade XRT


Jakarta - PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) dikenal sebagai salah satu perusahaan yang fokus pada kendaraan listrik di Indonesia, meskipun mereka masih memproduksi mobil dengan mesin pembakaran internal (ICE). Ini memunculkan pertanyaan apakah mobil bermesin bensin dapat diubah menjadi kendaraan listrik.


Fransiscus Soerjopranoto, Chief Operating Officer PT HMID, menyatakan bahwa hal tersebut tidak mungkin terjadi. Menurutnya, ada perbedaan signifikan antara mobil dengan mesin pembakaran internal dan mobil listrik, mulai dari proses pengembangan hingga menjadi produk kendaraan.


"Misalnya, di pasar kita melihat ada Yaris Hybrid, Corolla Hybrid, tapi kenapa tidak ada Palisade EV atau Yaris EV? Dalam dunia otomotif, EV dan mobil berbasis pembakaran menggunakan teknologi dan prinsip yang sangat berbeda. Setiap insinyur memiliki kebanggaan tersendiri atas pekerjaan mereka," ujar Frans saat kunjungan ke iNews Tower baru-baru ini.


Ia juga menambahkan bahwa nama-nama mobil listrik sering kali unik karena kendaraan tersebut diciptakan berdasarkan konsep dan imajinasi dari para desainer mobil listrik. "Nama-nama model ini diciptakan sesuai dengan visi desain mereka. Jadi, tidak hanya berbeda dari segi mesin, tapi juga dari segi penampilan. Mobil hybrid masih berbasis mesin pembakaran," jelasnya.


"Makanya, nama-nama mobil listrik sering kali terdengar asing karena konsumen mereka berbeda. Misalnya, Ioniq, apa artinya? Atau bZ4X, apa itu? Saya pun bingung kenapa namanya bZ4X," tambah Frans.


Frans juga menyebutkan bahwa insinyur mobil listrik didominasi oleh generasi muda, karena mereka tidak lagi berfokus pada mekanik mesin. Oleh karena itu, mobil listrik yang ada saat ini memiliki desain dan tampilan yang menarik dan unik untuk menarik perhatian konsumen potensial.


"Dari ribuan komponen mesin, sekarang menjadi puluhan ribu komponen, sehingga fokus beralih ke desain. Seperti iPad yang kini hadir di dashboard mobil, bahkan di GIIAS nanti kita bisa lihat layar penuh dari kiri ke kanan. Teknologi kini memang semakin maju ke arah itu," tuturnya.


Namun, untuk mobil hybrid, Frans mengatakan bahwa mereka masih bisa menggunakan nama yang sama karena mobil tersebut masih mengandalkan mesin pembakaran sebagai sumber daya utama, dengan tambahan motor listrik dan baterai untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi.


"Itulah sebabnya tidak ada Yaris EV. Namun, mobil seperti Avanza Hybrid atau Xpander Hybrid sangat mungkin ada, karena masih ada mesin pembakaran yang dihubungkan dengan baterai yang lebih besar. Sementara itu, mobil listrik sepenuhnya tidak memiliki mesin, menggunakan platform yang sepenuhnya berbeda, jadi semuanya memiliki jalurnya masing-masing," ungkapnya.(BY)