Komentar |
| Utang pemerintah menyentuh Rp8.338 triliun per April 2024. Angka ini naik dari bulan sebelumnya, yang mencapai Rp8.262 triliun. |
Jakarta - Sri Mulyani, Menteri Keuangan, mengungkapkan bahwa utang pemerintah mencapai Rp8.338 triliun pada April 2024, naik dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp8.262 triliun. Mayoritas utang ini, sekitar 87,9 persen, berbentuk surat berharga negara (SBN).
"Dari total utang tersebut, sebanyak Rp7.333 triliun berasal dari SBN dan Rp1.005 triliun dari pinjaman," ujar Sri Mulyani dalam rapat dengan Komisi XI DPR RI pada Kamis (6/6).
Rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir April 2024 mencapai 38,64 persen, yang tetap di bawah batas aman 60 persen sesuai UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Angka ini juga menunjukkan penurunan dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 38,79 persen.
Menurut Sri Mulyani, jumlah utang yang jatuh tempo pada tahun 2025 mencapai Rp800 triliun, terdiri dari Rp705,5 triliun SBN dan Rp94,83 triliun pinjaman. Dia menegaskan bahwa utang jatuh tempo tersebut tidak akan menjadi masalah jika kondisi APBN, ekonomi, dan politik Indonesia tetap stabil.
"Jadi asalkan Indonesia tetap kredibel, APBN terjaga, ekonomi baik, dan keadaan politik stabil, risiko dari utang jatuh tempo ini akan minimal," tambahnya. (des)