Larangan Unik Gareth Southgate untuk Membuat Timnas Inggris Unggul dalam Adu Penalti -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Larangan Unik Gareth Southgate untuk Membuat Timnas Inggris Unggul dalam Adu Penalti

Senin, 08 Juli 2024

Momen adu penalti Timnas Inggris vs Swiss di perempatfinal Euro 2024.


DORTMUND – Pelatih Tim Nasional Inggris, Gareth Southgate, memiliki pendekatan unik untuk membantu timnya meraih kemenangan di Euro 2024. Salah satu strateginya adalah melarang para pemain membahas adu penalti selama turnamen Piala Eropa berlangsung.


The Three Lions, julukan Timnas Inggris, berhasil melaju ke semifinal Piala Eropa 2024 setelah mengalahkan Swiss melalui adu penalti dengan skor 5-3 setelah bermain imbang 1-1 selama 120 menit. Jordan Pickford menjadi pahlawan dalam adu penalti tersebut dengan menepis tendangan Manuel Akanji di percobaan pertama. Selanjutnya, Cole Palmer, Jude Bellingham, Bukayo Saka, Ivan Toney, dan Trent Alexander-Arnold berhasil menjalankan tugas mereka sebagai eksekutor dengan baik.


Namun, kemenangan dalam adu penalti ini bukanlah kebetulan. Southgate telah bekerja keras untuk memperbaiki rekor buruk Inggris dalam adu penalti dengan berbagai strategi untuk membangun kepercayaan diri para pemainnya.


Southgate juga menggunakan jasa analis dan psikolog. Menurut laporan Sport Bible pada Senin (8/7/2024), pelatih berusia 53 tahun itu melarang total para pemainnya membicarakan adu penalti agar hal tersebut tidak menjadi obsesi.


Dalam laporan tersebut, Pickford, Marc Guehi, dan Ezri Konsa diklaim telah dilarang menjawab pertanyaan tentang adu penalti selama Piala Eropa 2024 di Jerman. Southgate juga mengandalkan Chris Markham, seorang staf yang berbicara tentang teknik penalti.


Chris Markham, yang bekerja sebagai Game Insights Lead di FA selama empat tahun, dipercaya telah membantu mengubah mental para pemain Inggris dalam adu penalti. Dalam buku 'Pressure: Lessons From The Psychology of The Penalty Shootout' yang ditulis oleh profesor olahraga asal Norwegia, Geir Jordet, Markham menjelaskan keterlibatannya dengan Timnas Inggris menjelang Piala Dunia 2018.


"Saya menemukan kutipan dari lima manajer Inggris terakhir sebelum Gareth Southgate, tidak termasuk Sam Allardyce, yang mengatakan bahwa adu penalti adalah lotere, tergantung pada keberuntungan, atau bahwa Anda tidak dapat mempraktikkan tekanan seperti itu," ujar Markham, dikutip dari Sport Bible.


"Dari sudut pandang psikologis, berbicara tentang lotere menghilangkan rasa kepemilikan dari para pemain. Itulah yang ingin saya berikan kembali kepada mereka," tambahnya.


"Untuk mengendalikan bukan hanya tendangan itu sendiri tetapi seluruh prosesnya. Awalnya itu tentang kontrol yang dirasakan. Bagaimana kita dapat meningkatkan tingkat kontrol yang dirasakan bagi para pemain dan staf?" tuturnya.


"Beruntung bagi kami, Gareth dan stafnya sangat berpikiran terbuka dan menghargai pekerjaan yang berkualitas baik. Mereka tidak mau menerima orang bodoh, jadi kami tahu bahwa standarnya harus sangat tinggi," jelasnya.


"Bicara tentang langkah awal, sudut, kecepatan, teknik pernapasan, area bidikan yang optimal, penjaga gawang, cara melihat dengan topeng tatapan dan kacamata," pungkasnya.(BY)